dc.contributor.author | ALFIAN SAKTIDARMANTO | |
dc.date.accessioned | 2015-04-08T07:02:33Z | |
dc.date.available | 2015-04-08T07:02:33Z | |
dc.date.issued | 2015-04-08 | |
dc.identifier.nim | NIM070910302117 | |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/62218 | |
dc.description.abstract | Perspektif Pemuda Komunitas Bugis Terhadap Pernikahan Adat Bugis Di
Desa Kedungrejo Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi; Alfian
Saktidarmanto, 070910302117; 2014: 110 halaman; Program Studi Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember.
Skripsi ini dilatarbelakangi oleh Tradisi Pernikahan adat komunitas Bugis
yang telah lama dijalankan di desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten
Banyuwangi sejak abad ke-16 terhitung pertama kali suku Bugis menjejakkan
kaki di Kecamatan Muncar. Tradisi pernikahan adat yang selama ini dijalankan
oleh komunitas tersebut banyak dibicarakan oleh masyarakat. Tradisi perniakahan
adat Bugis sejatinya adalah pernikahan yang memiliki makna penyatuan dua
keluarga melalui ikatan pernikahan. Namun pemuda di internal komunitas Bugis
memiliki perspektif yang berbeda dalam menilai perniakahan tersebut, menurut
mereka (pemuda Bugis) pernikahan adat Bugis yang dijalankan selama ini adalah
pernikahan yang syarat akan pencitraan status sosial seseorang. Selain itu pemuda
komunitas Bugis juga memiliki perspektif bahwa pernikahan adat Bugis adalah
perniahan yang terdapat unsur komersil di dalamnya. Menurut pemuda komunitas
Bugis hal ini terlihat pada saat proses pelamaran, dimana calon mempelai laki-laki
diharuskan memenuhi syarat untuk membayar sondrang dengan jumlah yang
cukup besar. Di samping itu ritus-ritus dan pelaksaan pesta pernikahan adat Bugis
juga identik dengan pembiayaan yang cukup mahal. Seperti yang pernah terjadi
apabilah seseorang dari komunitas Bugis tidak mengadakan pesta yang meriah
dan menjalankan ritus pernikahan adat Bugis maka orang tersebut akan
dibicarakan oleh komunitas yang lain. Tidak sedikit pemuda komunitas Bugis
menilai bahwa pernikahan adat Bugis adalah pernikahan sebagai ekpresi status
sosial seseorang.
Metodologi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif diskriptif. Penulis bermaksud untuk mendiskripsikan perspektif pemuda
komunitas Bugis dalam memandang pernikahan adat Bugis yang selama ini
vii
dijalankan oleh Komunitas Mereka. Adapun informan yang penulis tentukan
dalam penelitian ini adalah menggunakan metode Snowball dengan lain perkataan
informan dapat peneliti peroleh melalui informasi yang diberikan oleh informan
sebelumnya yang kemudian diarahkan kepada informan yang lain untuk dapat
kemudian diminta informasinya terkait pengetahuannya terhadap fokus kajian
yang ditentukan penliti.
Setelah berhasil menentukan informan, lebih lanjut peneliti menggali
informasi terkait pernikahan adat Bugis menurut sudut pandang informan.
Temuan yang berhasil didapat oleh peneliti adalah perspektif pemuda Bugis
memiliki perspektif sendiri terhadap pernikahan adat mereka. Pernikahan adat
Bugis yang selama ini dilestarikan secara turun-temurun oleh leluhur mereka
dipandang sebagai tradisi yang syarat akan biaya pernikahan yang tinggi. Menurut
pemuda komunitas Bugis di desa Kedungrejo pernikahan adat yang selama ini
dijalankan cenderung lebih mengedepankan gengsi dan pengharapan mendapat
pengakuan status sosial. Selain itu pemuda Komunitas Bugis juga memandang
bahwa pernikahan adat Bugis yang selama ini mereka jalankan lebih
mengedepankan unsur komersialnya daripada esensi menyelenggarakan suatu
pernikahan. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.relation.ispartofseries | 070910302117; | |
dc.subject | PERSPEKTIF PEMUDA KOMUNITAS BUGIS TERHADAP PERNIKAHAN ADAT BUGIS DI DESA KEDUNGREJO KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI JAWA TIMUR | en_US |
dc.title | PERSPEKTIF PEMUDA KOMUNITAS BUGIS TERHADAP PERNIKAHAN ADAT BUGIS DI DESA KEDUNGREJO KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI JAWA TIMUR | en_US |
dc.type | Other | en_US |