Show simple item record

dc.contributor.authorNur Nuha Majidah
dc.date.accessioned2015-04-02T10:44:18Z
dc.date.available2015-04-02T10:44:18Z
dc.date.issued2015-04-02
dc.identifier.nimNIM102210101067
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/62152
dc.description.abstractPencemaran udara, makanan yang mengandung pengawet, stres, infeksi virus, dan bakteri hasil metabolisme tubuh merupakan sumber radikal bebas. Radikal bebas diketahui dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit kronik dan degeneratif. Oleh karena itu, diperlukan suatu antioksidan untuk menangkap radikal bebas tersebut. Berdasarkan hal tersebut, perlu diupayakan suatu teknologi deteksi antioksidan yang siap dipakai setiap saat, cepat, mudah penggunaannya serta harga terjangkau. Sehingga pada penelitian ini bertujuan untuk menentukan cara fabrikasi sensor kimia berbasis reagen kering pereaksi CUPRAC, menentukan kondisi optimal operasionalnya, karakteristik analitisnya dan membandingkan metode sensor antioksidan pada blister dengan metode spektrofotometri. Dalam penelitian ini, reagen kering pereaksi CUPRAC dalam blister digunakan sebagai sensor untuk mendeteksi aktivitas antioksidan dalam sampel kopi. Fabrikasi reagen kering pereaksi CUPRAC dilakukan dengan menguapkan larutan pereaksi CUPRAC yang terdiri dari CuCl vii 2 3%, CH 3 COONH 1,927 gram dan 0,039 gram Neocuproin dalam 25 mL etanol p.a. sehingga dihasilkan reagen kering yang menempel pada blister. Reagen kering yang dihasilkan diperoleh dengan memipet 300 µl larutan pereaksi CUPRAC yang ditambahkan ke dalam setiap lubang blister dan penguapan dapat dipercepat dengan bantuan hair dryer selama ± 10 menit. Optimasi larutan pereaksi CUPRAC bertujuan untuk mengetahui jumlah volume dan konsentrasi optimal reagen pereaksi CUPRAC yang mampu 4 membentuk reagen kering. Kondisi optimum yang digunakan dalam mendeteksi aktivitas antioksidan adalah volume reagen pereaksi CUPRAC 300 μL, konsentrasi CuCl adalah 3% dan rekonsitusi dengan etanol 70% memberikan waktu pelarutan ± 15 menit. 2 Karakteristik sensor antioksidan untuk menganalisis aktivitas antioksidan pada sampel kopi dalam penelitian ini meliputi: waktu respon 4 menit, daerah kerja berada pada rentang konsentrasi 10-100 ppm dengan harga koefisien korelasi 0,9985. Batas deteksi adalah 5,256 mg/L CAE dan batas kuantitasi adalah 17,521 mg/L CAE. Presisi sensor antioksidan terhadap sampel kopi Robusta, kopi Arabika dan kopi Luwak memenuhi persyaratan parameter presisi dimana RSDnya <2 %. Akurasi deteksi aktivitas antioksidan memenuhi persyaratan akurasi yaitu sebesar 80-110 %. Deteksi aktivitas antioksidan tidak memberikan interferensi dengan adanya gula hingga perbandingan 1:2 (b/b) dan susu hingga perbandingan 1:3 (b/b). Reagen kering pereaksi CUPRAC dapat mengukur aktivitas antioksidan sampel kopi Robusta (Coffea canephora), kopi Arabika (Coffea arabica) dan kopi Luwak. Pengukuran aktivitas antioksidan berdasarkan pada perubahan warna yang terjadi yang setara dengan mg/L ekuivalen asam klorogenat (mg/L CAE). Metode sensor antioksidan tidak memberikan perbedaan yang bermakna pada pengukuran kopi Robusta (Coffea canephora), kopi Arabika (Coffea arabica) dan kopi Luwak dibandingkan dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Secara umum metode ini sangat cocok untuk sampel yang mengandung aktivitas antioksidan.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries102210101067;
dc.subjectPengembangan Sensor Kimia Berbasis Reagen Kering Pereaksi CUPRAC untuk Mendeteksi Aktivitas Antioksidan pada Minuman Kopien_US
dc.titlePENGEMBANGAN SENSOR KIMIA BERBASIS REAGEN KERING PEREAKSI CUPRAC UNTUK MENDETEKSI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA MINUMAN KOPIen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record