dc.description.abstract | Radikal bebas adalah molekul dengan elektron tak berpasangan yang dapat bereaksi
dengan molekul sel tubuh sehingga dapat menginaktivasi enzim-enzim dan membahayakan
komponen-komponen sel serta menyebabkan kerusakan sel dan berimplikasi pada sejumlah
penyakit, seperti atrosklerosis, iskemia, gangguan hati, gangguan syaraf, toksisitas logam,
dan toksisitas pestisida. Oleh karena itu, dibutuhkan antioksidan untuk melawan radikal
bebas. Hal ini yang mendorong para peneliti untuk menemukan senyawa antioksidan
terutama dari bahan alam, misalnya Annona muricata (Sirsak).
Tanaman sirsak banyak mengandung senyawa, di antaranya senyawa alkaloid,
asetogenin, polifenol dan flavonoid dan tanaman ini digunakan sebagai antihipertensi,
antidiabetes, antiinflamasi, antikanker, antirematik, dan antioksidan. Aktivitas antioksidan,
senyawa polifenol dan flavonoid dipengaruhi oleh lokasi tumbuh sehingga tanaman sirsak
diambil di tiga lokasi di Kabupaten Jember, yaitu Ambulu (18 mdpl), Sumbersari (83 mdpl),
dan Patrang (234 mdpl).
Tujuan dari penelitian ini untuk melihat ada tidaknya perbedaan aktivitas antioksidan,
kadar polifenol total, dan kadar flavonoid total daun sirsak yang tumbuh di masing-masing
lokasi. Ekstrak yang diperoleh dari serbuk daun sirsak 350 gram yang dimaserasi selama 72
jam dengan etanol. Ekstrak etanol yang dihasilkan yaitu: dari Ambulu 20,79 gram, dari
Sumbersari 24,16 gram, dan dari Jumerto 25,78 gram digunakan dalam pengujian.
Uji aktivitas antioksidan masing-masing ekstrak dilakukan dengan metode DPPH.
Aktivitas antioksidan diukur berdasarkan peredaman warna ungu DPPH. Parameter aktivitas
antioksidan adalah nilai IC
50
yang diperoleh dari persamaan regresi linier antara konsentrasi
dengan persen peredaman.
vii
Selain uji aktivitas antioksidan, dilakukan penetapan kadar polifenol total masingmasing
ekstrak dengan spektrofotometer UV-Vis. Kadar polifenol total diukur berdasarkan
besarnya intensitas warna biru yang dihasilkan dari kompleks molibdenum-tungsten.
Parameter kadar polifenol total adalah mg GAE/100 g simplisia.
Selain itu, dilakukan pula penetapan kadar flavonoid total masing-masing ekstrak
dengan spektrofotometer UV-Vis. Standar yang digunakan untuk kurva standar adalah
kuersetin. Kadar flavonoid total diukur berdasarkan besarnya intensitas warna kuning yang
dihasilkan dari kompleks flavonoid-AlCl
3
. Parameter kadar flavonoid total adalah mg
QE/100 g simplisia.
Berdasarkan penelitian tersebut, diperoleh hasil bahwa IC
50
ekstrak di Ambulu,
Sumbersari, dan Patrang berturut-turut adalah 108,6 µg/ml; 116,4 µg/ml; dan 127,1 µg/ml,
kadar polifenol total di Ambulu, Sumbersari, dan Patrang (dalam mg GAE/100 g simplisia)
berturut-turut adalah 0,966; 0,782; dan 0,762, serta kadar flavonoid total di Ambulu,
Sumbersari, dan Patrang (dalam mg QE/100 g simplisia) adalah 0,763; 0,624; dan 0,602.
Jika dikorelasikan, diperoleh hasil bahwa tidak terdapat korelasi antara ketinggian
lokasi tumbuh terhadap IC
50
yaitu R = 0,991 < R
tabel
= 0,997 sehingga tidak terdapat korelasi
antara ketinggian lokasi tumbuh terhadap kadar polifenol total dan kadar flavonoid total ,
berturut-turut yaitu R = 0,789 < R
tabel
= 0,997 dan R = 0,904 < R
tabel
= 0,997 sehingga
ketinggian lokasi tumbuh tidak mempengaruhi kadar polifenol total dan kadar flavonoid
total. | en_US |