dc.description.abstract | Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam berdarah akut yang
manifestasi klinisnya berupa perdarahan dan syok sehingga dapat mengakibatkan
kematian. DBD disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Diperkirakan ada 2,5 miliar penduduk dunia hidup di daerah berisiko tinggi terhadap
penularan demam berdarah dengue (WHO, 2009).
DBD merupakan masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia karena
angka kematian akibat DBD selalu meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini
dikarenakan Indonesia dengan iklim tropis dan curah hujan yang tinggi, merupakan
wilayah yang sangat mendukung perkembangan atau penularan DBD (Kementerian
Kesehatan RI, 2010). Pada tahun 2012 jumlah penderita DBD meningkat bila
dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 65.725 kasus pada tahun 2011 dan
meningkat menjadi 90.245 kasus dengan jumlah kematian 816 orang pada tahun 2012
(Kementerian Kesehatan RI, 2013).
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan
masyarakat dan endemis di hampir seluruh kabupaten/ kota di Jawa Timur.
Berdasarkan Laporan Program DBD Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur diketahui
bahwa terjadi peningkatan jumlah kasus DBD, yaitu dari tahun 2011 sebesar 5.374
penderita dengan jumlah kematian sebesar 65 orang dan meningkat menjadi 8.266
penderita dengan jumlah kematian sebesar 119 orang pada tahun 2012 (Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2013).
Pada tahun 2013 telah terjadi KLB DBD di Kabupaten Jember. Terjadi
peningkatan kasus pada periode waktu tiga tahun terakhir, sebagaimana tercatat yaitu
pada tahun 2011 sebesar 77 penderita DBD, tahun 2012 sebanyak 260 penderita
ix
ix
DBD, dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 1018 penderita DBD (Dinas
Kesehatan Kab.Jember, 2014). Daerah rawan penyakit DBD tidak hanya wilayah
perkotaan yang padat penduduk, tetapi juga meliputi 31 kecamatan yang ada di
Kabupaten Jember (Handiyatno, 2013). Suhu di Kabupaten Jember berada pada
kisaran 23°-31°C dan curah hujan yang cukup tinggi yakni berkisar antara 1.969 mm
sampai 3.394 mm (Badan Pemerintah Daerah, 2010). Dapat dikatakan bahwa
Kabupaten Jember memiliki cuaca yang mendukung perkembangan vektor DBD.
Fogging merupakan upaya penanggulangan penyakit DBD di Kabupaten Jember.
Apabila sebelum musim penularan DBD dilaksanakan fogging pada waktu yang tepat
dan teknik yang benar maka akan dapat menurunkan transmisi virus dengue.
Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasikan insiden DBD di masa yang
akan datang berdasarkan data kasus DBD, data cuaca dan data fogging pada tahun
2013 di Kabupaten Jember. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah 31 kecamatan sebagaimana tercatat di laporan
kasus penderita DBD di Kabupaten Jember. Unit penelitian adalah seluruh kecamatan
di Kabupaten Jember. Dalam penelitian ini data sekunder jumlah penderita DBD dan
fogging didapatkan dari laporan kasus DBD di Dinas Kesehatan Kabupaten Jember,
sedangkan data cuaca (suhu dan curah hujan) didapatkan dari DPU Pengairan
Kabupaten Jember dan website penyedia data suhu dunia (www.accuweather.com).
Data yang sudah diolah disajikan dalam bentuk teks, tabel, gambar grafik, dan peta
deskriptif serta dilakukan analisis data yang terdiri dari uji asumsi klasik, tahap
estimasi, dan pemilihan model regresi panel terbaik.
Hasil penelitian berdasarkan regresi data panel menunjukkan bahwa suhu,
curah hujan dan fogging mempunyai hubungan yang signifikan terhadap terjadinya
DBD di Kabupaten Jember pada tahun 2013. Model yang dihasilkan yaitu random
effect menyatakan bahwa terdapat hubungan antarvariabel dependen dan independen,
sehingga dapat digunakan dalam upaya pencegahan dan pengendalian yang tepat
untuk menurunkan angka insiden DBD di suatu daerah dengan lebih terencana. | en_US |