FAKTOR RISIKO AUTISME
Abstract
Autisme merupakan gangguan perkembangan yang sangat kompleks pada
anak yang angka kejadiannya terus meningkat serta merupakan kasus yang paling
cepat pertambahan jumlah penyandangnya di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Provinsi Jawa Timur adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terdapat jumlah
penyandang autisme cukup besar. Kabupaten Jember termasuk daerah yang banyak
terdapat penyandang autisme. Di tempat terapi A tercatat sebanyak 5 anak autisme,
Cahaya Nurani Resource Center sebanyak 3 anak autisme, di tempat terapi X terdapat
sebanyak 13 anak autisme di tahun 2013 meningkat menjadi 22 anak autisme di tahun
2014 dan di sekolah dasar luar biasa Y sebanyak 14 anak autisme ditahun 2013
menjadi 19 anak autisme di tahun 2014. Terlihat sangat jelas terjadi peningkatan
setiap tahunnya. Oleh sebab itu diperlukan kajian khusus mengenai faktor risiko apa
saja yang menyebabkan autisme. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor
risiko autisme di tempat terapi X dan Sekoah Dasar Luar Biasa Y Kabupaten Jember
tahun 2014.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan
menggunakan pendekatan case control nonmatching. Penelitian ini dilakukan di
tempat terapi X dan sekolah dasar luar biasa Y di Kabupaten Jember. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua anak autisme yang melakukan terapi di tempat terapi X
dan bersekolah di sekolah dasar luar biasa Y. Pengambilan sampel Menggunakan
perbandingan 1:2, dengan kelompok kasus sebanyak 20 anak penyandang autisme
dan kelompok kontrol sebanyak 40 anak normal. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah teknik non probability sampling yaitu dengan cara total sampling,
ix
yang berarti bahwa semua anggota populasi yang memenuhi kriteria inklusi akan
digunakan sebagai sampel. Analisis data yang digunakan adalah dengan uji chisquare
– fisher’s exact dengan α 0,05 karena variabel dependen berbentuk nominal.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang terdapat hubungan secara
bermakna adalah ketuban pecah dini dengan p-value 0,000 dengan OR
Saran yang dapat diberikan adalah agar dilakukan upaya pencegahan seperti
menjaga personal hygine untuk menghidari infeksi gonokokus, klamidia dan
vaginosis bakterial serta anjurkan terhadap pasangan agar mengehntikan koitus pada
trimester akhir bila terdapat faktor predisposisi. Perlu adanya peningkatan
pengetahuan pada ibu hamil mengenai pentingnya menjaga kondisi kehamilan untuk
memperkecil risiko terjadinya bayi lahir prematur, dapat mengikuti edukasi tentang
pencegahan terhadap faktor penyebab lahir prematur seperti penyakit kardiovaskular,
hipertensi berat, diabetes yang tidak terkontrol dan penyakit serius lainnya.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]