KESESUAIAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI BERDASARKAN PERMINTAAN KB PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER
Abstract
Program KB di Indonesia merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan
angka prevalensi kontrasepsi. Setiap pasangan yang menggunakan kontrasepsi
dilandasi permintaan KB yang jelas, baik untuk menunda kehamilan, mengatur jarak
kehamilan atau tidak ingin punya anak lagi. Kejelasan maksud tersebut terkait dengan
tersedianya teknologi kontrasepsi sesuai dengan keamanan medis serta kemungkinan
kembalinya fase kesuburan, efektivitas dan efisiensi metode kontrasepsi. Pada
kenyataannya, berdasarkan laporan hasil mini survei menyebutkan bahwa metode
kontrasepsi yang paling dominan digunakan oleh PUS baik di Indonesia maupun di
Jawa Timur yaitu suntik dan pil yang termasuk dalam kategori non MKJP, sedangkan
tujuan ber-KB pada PUS paling banyak yaitu membatasi kelahiran yang seharusnya
memakai alat kontrasepsi MKJP. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemakaian alat
kontrasepsi pada PUS di Indonesia tidak sesuai dengan permintaan KB-nya.
Permintaan KB pada PUS dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ciri
demografi sosial dan ekonomi, sikap berhubungan dengan besar struktur dan
pembentukan keluarga, faktor yang berhubungan dengan pelayanan, penyedia
layanan KB dan pengetahuan tentang kontrasepsi serta sikap terhadap kontrasepsi.
Sementara kesesuaian penggunaan alat kontrasepsi dipengaruhi oleh permintaan KB
dan alat kontrasepsi yang digunakan oleh PUS. Berdasarkan faktor tersebut, hipotesis
yang terdapat dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara variabel umur, paritas,
jumlah anak diinginkan, jumlah anak hidup, pendidikan, pendapatan, sumber
pelayanan dan biaya ber-KB dengan kesesuaian penggunaan alat kontrasepsi.
Penelitian ini merupakan analitik observasional dengan desain crosssectional.
Sumber data pada penelitian ini adalah data primer dengan instrumen
ix
berupa kuesioner dan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Jember dan UPT Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kecamatan Puger Kabupaten
Jember. Sampel penelitian sebesar 87 PUS yang berasal dari 19.108 akseptor KB
yang tercatat di register peserta KB. Pengolahan data terdiri dari editing, pemberian
skor dan tabulasi. Teknik penyajian data dalam penelitian ini adalah dalam bentuk
teks (textular), tabel, dan grafik. Analisis data terdiri dari analisis univariabel dan
analisis biavariabel menggunakan chi-square dengan α=0,05.
Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel umur, paritas,
jumlah anak hidup, pendidikan, sumber pelayanan dan biaya ber-KB mempunyai
hubungan yang signifikan dengan permintaan KB; sementara variabel paritas, jumlah
anak hidup, sumber pelayanan dan biaya ber-KB mempunyai hubungan yang
signifikan dengan kesesuaian penggunaan alat kontrasepsi. Variabel permintaan KB
mempunyai hubungan yang signifikan dengan kesesuaian penggunaan alat
kontrasepsi pada PUS.
Permintaan KB erat hubungannya dalam perencanaan yaitu untuk menunda
kelahiran, menjarangkan kelahiran dan mengakhiri kelahiran. Jenis kontrasepsi yang
sebaiknya dipakai disesuaikan dengan permintaan KB dan tahap masa reproduksi.
Tahap menunda kehamilan berada pada usia kurang dari 20 tahun, tahap
menjarangkan kelahiran berada pada usia 20-30 tahun dan tahap membatasi kelahiran
berada pada usia lebih dari 30 tahun serta dianjurkan untuk memakai metode
kontrasepsi jangka panjang. Maksud kebijakan tersebut yaitu untuk menyelamatkan
ibu dan anak akibat melahirkan pada usia muda, jarak kelahiran yang terlalu dekat
dan melahirkan pada usia tua, sehingga diperlukan adanya pola perencanaan keluarga
dan penggunaan kontrasepsi yang rasional.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]