dc.contributor.author | Okky Oktalina | |
dc.date.accessioned | 2015-03-27T12:54:08Z | |
dc.date.available | 2015-03-27T12:54:08Z | |
dc.date.issued | 2015-03-27 | |
dc.identifier.nim | NIM102110101011 | |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/62068 | |
dc.description.abstract | Tetanus Neonatorum merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
yang menyerang bayi usia 0-28 hari yang diakibatkan oleh bakteri Clostridium tetani.
Bakteri ini mengeluarkan toksin yang menyerang sistem saraf pusat bayi. Kasus
Tetanus Neonatorum ini terjadi sebagai akibat dari kontaminasi tali pusat bayi akibat
alat pemotong, tempat persalinan dan perawatan tali pusat yang tidak bersih. Proporsi
kasus Tetanus Neonatorum juga semakin bertambah apabila ibu hamil tidak
melakukan imunisasi tetanus toxoid secara lengkap dan melakukan persalinan di
tenaga non kesehatan. Kematian bayi akibat Tetanus Neonatorum semakin tinggi
apabila masa inkubasi pendek dengan keterlambatan mendapatkan perawatan intensif.
Berat badan bayi lahir rendah dan bayi belum cukup umur untuk dilahirkan juga
meningkatkan risiko kematian bayi.
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Jember pada bulan Juli 2014.
Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui tren kasus dan kematian bayi akibat Tetanus Neonatorum berdasarkan
faktor risiko di Kabupaten Jember dari tahun 2009-2013. Populasi dalam penelitian
ini adalah bayi dengan kasus Tetanus Neonatorum tahun 2009-2013. Hasil penelitian
ini diperoleh jumlah kasus Tetanus Neonatorum di Kabupaten Jember tahun 20092013
sebanyak
24 kasus
dengan
16 kematian.
Tren Kasus tetanus Neonatorum tahun 2009-2013 berdasarkan tenaga
pemeriksaan kehamilan cenderung menggunakan bidan sedangkan status imunisasi
TT Ibu hamil yang tidak lengkap cenderung meningkat hampir setiap tahunnya.
Menurut tenaga penolong persalinan, Tenaga penolong persalinan yang paling
viii
banyak digunakan adalah dukun sedangkan alat pemotong tali pusat paling banyak
menggunakan gunting dan perawatan tali pusat paling banyak menggunakan alkohol.
Tren kematian bayi akibat Tetanus Neonatorum di Kabupaten Jember tahun 20092013
berdasarkan berat badan bayi paling banyak bayi meninggal dengan berat lahir
≥2500 g. Kematian bayi akibat Tetanus Neonatorum berdasarkan umur lahir bayi
paling banyak bayi yang lahir ≥9 bulan dan kematian bayi berdasarkan perawatan
bayi sakit paling banyak di rumah sakit.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tren kasus dan kematian bayi
akibat Tetanus Neonatorum di Kabupaten Jember tahun 2009-2013 masih tinggi.
Dengan adanya program Maternal Neonatal Tetanus Elimination (MNTE),
seharusnya Kabupaten Jember dapat menurunkan kasus dan kematian Tetanus
Neonatorum hingga 1/1000 kelahiran hidup. Upaya promosi kesehatan dengan
melakukan penyuluhan “3 bersih” yaitu bersih alat, tempat dan penolong persalinan
pada tenaga kesehatan perlu dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan
kesadaran masyarakat terhadap penyakit Tetanus Neonatorum. Peningkatan cakupan
imunisasi TT terutama di daerah terpencil juga perlu di lakukan sehingga dapat
memberikan kekebalan ibu dan bayi terhadap penyakit Tetanus Neonatorum.
Peningkatan perawatan bayi sakit perlu mendapatkan perhatian lebih sehingga
menurunkan kematian bayi Tetanus Neonatorum. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.relation.ispartofseries | 102110101011; | |
dc.subject | Tren Kasus dan Kematian Bayi Akibat Tetanus Neonatorum di Kabupaten Jember Tahun 2009-2013 | en_US |
dc.title | TREN KASUS DAN KEMATIAN BAYI AKIBAT TETANUS NEONATORUM DI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2009-2013 | en_US |
dc.type | Other | en_US |