dc.description.abstract | Pengaruh Putaran Spindel, Viskositas Dan Variasi Cairan Pendingin Terhadap
Umur Pahat HSS Pada Proses Bubut Konvensional Dengan Menggunakan
Bahan St 42; Vicktor Wibi Wicaksono; 091910101034; 2014; 67 halaman; Program
Studi Strata Satu (S1); Jurusan Teknik Mesin; Fakultas Teknik; Universitas Jember.
Pada dasarnya dimensi keausan menentukan batasan umur pahat. Dengan
demikian kecepatan pertumbuhan keausan menentukan laju saat berakhirnya masa
guna pahat. Pertumbuhan keausan tepi (flank wear) pada umumnya mengikuti
bentuk, yaitu dimulai dengan pertumbuhan yang relative cepat sesaat setelah pahat
digunakan diikuti pertumbuhan yang linier setaraf dengan bertambahnya waktu
pemotongan dan kemudian pertumbuhan yang cepat terjadi lagi. Saat dimana
pertumbuhan keausan cepat mulai berulang lagi dianggap sebagai batas umur pahat,
dan hal ini umumnya terjadi pada harga keausan tepi (VB) yang relatif sama. Untuk
meminimalisir terjadinya keausan tersebut, dapat digunakan sebuah cairan pendingin
yang dapan mengontrol temperature dan membuang dengan cepat geram hasil
pembubutan. Sehingga dapat memperpanjang umur pahat.
Penelitian ini memfokuskan pada putaran spindel, viskositas dan variasi
pencampuran cairan pendingin (air + cairan pendingin) dimana putaran spindle yang
dikehendaki yaitu 300, 600, 900 dan 1200 rpm dan pencampuran cairan pendingin
(air + 10%, 20%, 30% cairan pendingin) yang setiap masing-masing banyaknya
campuran sebesar 2 liter dengan menggunakan pahat HSS dan benda kerja berupa
besi pejal St 42.
Dari hasil penelitian yang dilakukan di laboratorium uji bahan dan
laboratorium desain, jurusan Teknik Mesin,Universitas Jember, didapatkan nilai
keausan pahat terkecil dengan nilai 0,3061 mm dengan penggunaan putaran spindel
600 rpm, variasi pencampuran cairan pendingin 70% air + 30% cairan pendingin
dengan viskositas cairan 10. | en_US |