DAMPAK KONVERSI LAHAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 1970-2010
Abstract
Lahan memang merupakan faktor utama bila berbicara mengenai ketahanan
pangan. Problem utama yang menghadang adalah konversi lahan pertanian
menjadi non pertanian, diantaranya yakni peruntukan lahan pemukiman, industri,
perdagangan, dan pariwisata. Skripsi ini membahas dampak yang disebabkan oleh
konversi lahan terhadap ketahanan pangan di kabupaten Banyuwangi dari tahun
1970-2010. Sesuai dengan kajian tulisan, skripsi ini menggunakan metode sejarah
(heuristik, kritik sumber, interpretasi, historiografi) dalam penelitan hingga
penulisannya. Pembahasan tentang ketahanan pangan di kabupaten Banyuwangi
merupakan soal yang kompleks, karena memang poin utamanya terkait dengan
makin bertambahnya waktu yang membawa faktor-faktor lain, diantaranya
penambahan penduduk dan tuntutan kemajuan jaman (perkembangan wilayah
bisnis perdagangan dan industri). Selanjutnya, penelitian ini juga bermaksud
untuk mengetahui hasil produksi pertanian pangan padi yang dicapai kabupaten
Banyuwangi. Ketahanan pangan lebih terfokus berbicara mengenai hasil produksi
pangan untuk mencukupi kebutuhan pangan wilayah setempat bahkan
Banyuwangi mampu menjadi salah satu wilayah penyokong pangan nasional di
Indonesia. Konteks konversi lahan secara kasat mata mempunyai pengaruh pada
hasil produksi pangan. Akan tetapi, masih banyak faktor-faktor lain yang
mempengaruhi hasil produksi pangan, diantaranya adalah sistem irigasi,
penggunaan dan ketersediaan pupuk, peran pemerintah dan manajemen pertanian.
Peran dari semua faktor tersebut saling mempunyai andil terhadap hasil produksi
pangan. Meskipun salah satu faktor tersebut terbukti menurun, belum tentu pula
terjadi defisit hasil produksi pangan, senyampang faktor lainnya terus membaik.
Kondisi demikian juga terjadi pada kabupaten Banyuwangi, terhitung sejak tahun
1970-2010 kabupaten Banyuwangi mengalami konversi lahan, hasil produksi
pangan di kabupaten Banyuwangi juga mengalami pengurangan produksi pangan
namun masih dapat menampilkan kabupaten Banyuwangi sebagai lumbung
pangan.
Konversi lahan, Ketahanan pangan, Banyuwangi