dc.description.abstract | Kesantunan Imperatif dalam Lingkungan Keluarga Masyarakat Madura di
Kecamatan Sumbermalang Kabupaten Situbondo (Kajian Pragmatik);
Masruroh Ulfah Rasidi, 100110201071; 2014: 155 halaman; Jurusan Sastra
Indonesia Fakultas Sastra Universitas Jember.
Kalimat perintah (imperatif) adalah kalimat yang berfungsi untuk
memerintah petutur melakukan sesuatu sebagaimana yang diharapkan penutur.
Pada saat memerintah secara tidak langsung, penutur mengusik kebebasan petutur
atau yang diperintah. Oleh karena itu, suatu perintah dituturkan sedapat mungkin
tidak menyinggung perasaan orang yang diperintah dan dilakukan sesantun
mungkin. Masyarakat Madura menggunakan kesantunan untuk mengungkapkan
makna imperatif dalam lingkungan keluarga. Kesantunan imperatif tersebut
diwujudkan dalam beberapa tuturan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan
menjelaskan wujud tuturan yang digunakan untuk mengungkapkan makna
pragmatik imperatif serta kesantunan imperatif yang berlaku dalam lingkungan
masyarakat Madura.
Lokasi penelitian ini adalah di Dusun Krajan Desa Tamansari Kecamatan
Sumbermalang Kabupaten Situbondo. Informan yang dijadikan subjek penelitian
dalam penelitian ini sebanyak sembilan orang: 3 orang (ayah, ibu, dan anak) dari
golongan keluarga guru, 3 orang (ayah, ibu, dan anak) dari golongan keluarga
religi, dan 3 orang (ayah, ibu, dan anak) dari golongan keluarga petani. Penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Penyediaan data dilakukan
dengan menggunakan metode cakap (wawancara), teknik pancing sebagai teknik
dasar, dan teknik cakap semuka disertai teknik rekam sebagai teknik lanjutan.
Penyediaan data juga dilakukan dengan menggunakan metode refleksif-
introspektif. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode padan
viii
pragmatik dan teknik Pilah Unsur Penentu (PUP) sebagai teknik dasar. Penyajian
hasil analisis data dilakukan dengan metode informal dan metode formal.
Dari penelitian ini, ditemukan tiga wujud tuturan yang digunakan oleh
masyarakat Madura untuk mengungkapkan makna imperatif dalam lingkungan
keluarga. Ketiga wujud tuturan tersebut adalah tuturan imperatif, tuturan
interogatif, dan tuturan deklaratif. Tuturan imperatif digunakan untuk
mengungkapkan makna imperatif suruhan, imperatif ajakan, imperatif permintaan,
dan imperatif larangan. Tuturan interogatif digunakan untuk mengungkapkan
makna imperatif suruhan, imperatif ajakan, dan imperatif permintaan. Tuturan
deklaratif digunakan untuk mengungkapkan makna imperatif suruhan, imperatif
ajakan, dan imperatif permintaan.
Digunakannya tuturan imperatif, interogatif, dan deklaratif dalam
lingkungan keluarga masyarakat Madura adalah sebagai wujud kesantunan
imperatif. Makna imperatif yang diwujudkan dalam tuturan deklaratif merupakan
tuturan paling santun. Dikatakan demikian karena makna imperatif yang
terkandung di dalamnya bersifat lebih tidak langsung dibandingkan dengan
tuturan imperatif dan tuturan interogatif. Makna imperatif yang diwujudkan dalam
tuturan imperatif merupakan tuturan paling tidak santun. Dikatakan demikian
karena makna imperatif yang terkandung di dalamnya bersifat lebih lansung
dibandingkan dengan tuturan interogatif dan tuturan deklaratif.
Partikel yâh, ra, dan ko sebagai penegas imperatif yang digunakan dalam
tuturan imperatif juga memiliki tingkat kesantunan. Tuturan imperatif berpartikel
yâh merupakan tuturan paling santun. Dikatakan demikian karena tuturan
imperatif berpartikel yâh cenderung dituturkan dengan nada lebih rendah
dibandingkan dengan tuturan imperatif berpartikel ra dan ko. Selain itu, tuturan
imperatif berpartikel yâh bermakna imperatif yang disertai dengan bujukan.
Tuturan imperatif berpartikel ko merupakan tuturan paling tidak santun.
Dikatakan demikian karena tuturan berpartikel ko cenderung dituturkan dengan
nada lebih tinggi dibandingkan dengan tuturan imperatif berpartikel yâh dan ra.
Selain itu, tuturan imperatif berpartikel ko cenderung memiliki makna imperatif
yang disertai dengan desakan. | en_US |