PERBANDINGAN ALGORITMA CAMPBELL DUDEK SMITH (CDS), NAWAZ ENSCORE HAM (NEH) DAN PALMER PADA PENJADWALAN FLOW SHOP
Abstract
Perbandingan Algoritma Campbell Dudek Smith (CDS), Nawaz
Enscore Ham (NEH) dan Palmer pada Penjadwalan Flow Shop. Vina F. Martin,
101810101060; 2014: 48 halaman; Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember.
Kinerja suatu perusahaan kurang maksimal jika perusahaan tersebut
hanya memaksimalkan penggunaan sumber daya yang ada tanpa memperhatikan
faktor-faktor lain. Perusahaan juga perlu membuat perencanaan kerja yang matang
sehingga perusahaan dapat memberikan pelayanan yang baik terhadap konsumen
melalui pengiriman barang yang tepat waktu dan dapat menyelesaikan produksi
sesuai tanggal jatuh tempo. Perencanaan kerja yang matang dapat dilakukan dengan
membuat penjadwalan produksi yang baik. Penjadwalan produksi perlu dilakukan di
perusahaan supaya waktu produksinya lebih kecil dan penggunaan mesin lebih
optimal. Ketepatan waktu dalam proses produksi dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan pasar sehingga produksi selesai tepat waktu dan mengurangi waktu mesin
yang menganggur. Dengan penggunaan sumber daya yang maksimal dan
penjadwalan produksi yang baik diharapkan dapat menyelesaikan pekerjaan tepat
waktu. Salah satu permasalahan penjadwalan yang umum ditemui adalah
penjadwalan flow shop. Penjadwalan flow shop merupakan suatu proses produksi
sejumlah produk dengan mengatur urutan pekerjaan yang dimiliki dengan urutan
mesin yang sama. Penjadwalan tersebut bertujuan untuk memperoleh solusi berupa
urutan penjadwalan dengan nilai makespan yang minimum. Nilai makespan adalah
jumlah waktu keseluruhan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh job yang
diproses mulai dari proses awal hingga proses terakhir.
viii
Dalam penelitian ini digunakan data simulasi yang diperoleh dari website
OR-Library. Data-data tersebut merupakan data yang umum digunakan untuk
menguji algoritma yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan penjadwalan
flow shop. Data yang digunakan adalah data yang diformulasi oleh J. Heller (1960), J.
Carlier (1978), dan C. R. Reeves (1995) yang terdiri dari 31 data.
Penjadwalan flow shop pada 31 data simulasi tersebut menggunakan
algoritma CDS, NEH, dan Palmer yang digunakan untuk menyelesaikan permasalah
penjadwalan n job dan m mesin. Setelah dilakukan penjadwalan pada 31 data
simulasi, dapat diketahui makespan minimum yang diperoleh tiga algoritma tersebut.
Berdasarkan penelitian, banyaknya iterasi pada algoritma CDS adalah
sebanyak K yang dihasilkan, pada algoritma NEH sebanyak kemungkinan urutan
penjadwalan, sedangkan algoritma Palmer sebanyak mesin yang digunakan. Iterasi
yang terpilih adalah iterasi yang menghasilkan makespan paling minimum. Iterasi
yang terpilih pada algoritma CDS rata-rata lebih kecil daripada iterasi algoritma
NEH. 30 dari 31 data simulasi yang digunakan (96,77%) Algoritma NEH lebih baik
jika dibandingkan dengan algoritma CDS dan algoritma Palmer. 22 dari 31 data
simulasi yang digunakan (70,97%) algoritma CDS lebih baik daripada algoritma
Palmer, dan 8 dari 31 data simulasi yang digunakan (25,8%) algoritma Palmer lebih
baik daripada algoritma CDS.
Waktu menunggu mesin pada ketiga algoritma dapat dilihat pada gantt chart
yang dihasilkan oleh program yang telah dibuat. Waktu menunggu mesin pada
algoritma NEH lebih sedikit daripada algoritma CDS dan Palmer. Sedangkan pada
algoritma Palmer lebih banyak daripada algoritma CDS dan NEH. Semakin sedikit
waktu menunggu mesin menunjukkan bahwa penggunaan mesin semakin optimal.
Selain ditinjau dari makespan yang minimum, penelitian ini juga meninjau
efisiensi algoritma berdasarkan kompleksitas waktunya. Ketiga algoritma tersebut
sama-sama memiliki kompleksitas waktu kuadratik dengan orde
ix
. Dengan
demikian, algoritma CDS, NEH, dan Palmer memiliki tingkat efisiensi yang sama.