EGRADASI MERKURI (Hg) DALAM TANAH BEKAS PENAMBANGAN EMAS TRADISIONAL MENGGUNAKAN FITOREMEDIASI
Abstract
Degradasi Merkuri (Hg) dalam Tanah Bekas Penambangan Emas
Tradisional menggunakan Fitoremediasi; Frida Desuva One Pribadi,
081810301012; 2014; 40 halaman; Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Jember.
Merkuri merupakan logam berat yang sangat toksik terhadap organisme.
Semua bentuk merkuri, baik dalam bentuk unsur, gas maupun dalam bentuk
garam merkuri organik adalah beracun. Aktivitas manusia dalam kegiatan industri
yang membuang limbahnya ke perairan yang mengandung Hg juga dapat menjadi
sumber pencemaran Hg. Untuk mengatasi permasalahan ini, beberapa penelitian
sudah dilakukan untuk mereduksi merkuri agar kadarnya di lingkungan dapat
dikendalikan salah satunya dengan teknik fitoremediasi. Teknik ini memanfaatkan
tanaman untuk menghilangkan atau menghancurkan kontaminan. Penelitian yang
telah dilakukan dengan teknik fitoremediasi adalah menggunakan tanaman akar
wangi (Vetiver zizanioides) dan tanaman kangkung darat (Ipomea reptana)
sebagai penyerap merkuri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman tersebut
mempunyai kemampuan yang baik untuk menyerap logam merkuri.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi tanaman kangkung
darat (Ipomea reptana) dalam mendegradasi merkuri dari tanah bekas
penambangan emas tradisional di daerah sanggar banyuwangi dengan proses
fitoremediasi. Tujuan tersebut adalah untuk mengetahui umur tanaman yang
mampu bekerja optimal dalam menyerap dan mengakumulasi Hg. Hasil penelitian
diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai metode alternatif penanganan limbah
logam berat merkuri tanpa menggunakan reagen kimia, yaitu dengan
menggunakan tanaman. Penelitian ini dilaksanakan dengan teknik ex situ yaitu
tanah yang tercemar dipindahkan ke dalam sebuah tempat (dalam penelitian ini
digunakan polybag berukuran ±3000 gram) dan ditanami tanaman kangkung
ii
darat. Pengukuran kadar Hg dalam tanah dan tanaman kangkung darat dilakukan
selama 8 minggu. Destruksi Hg dilakukan dengan penambahan 5 ml HNO
p.a.
dan 1 ml HCl p.a. dan dishaker selama 24 jam. Kemudian ekstrak jernih disaring
dan diukur kadar Hg-nya menggunakan ICP-MS.
Kadar merkuri (Hg) dalam tanah bekas penambangan emas tradisional
sebelum ditanami kangkung darat adalah sebesar 149.03 ppm dan setelah
ditanami kangkung darat selama 2, 4, 6, dan 8 minggu berturut-turut jumlah kadar
merkurinya berkurang menjadi 142.01 ppm, 133.08 ppm, 120.01 ppm, dan 111.09
ppm. Tanaman kangkung darat efisien dalam menyerap logam Hg dalam tanah
dan dapat menyerap logam Hg pada minggu kedua sebesar 7.02 ppm, pada
minggu keempat sebesar 15.95 ppm, pada minggu keenam sebesar 24.60 ppm,
dan pada minggu kedelapan sebesar 37.94 ppm. Hasil tersebut dapat diketahui
bahwa tanaman kangkung darat menyerap logam Hg secara optimal pada umur 8
minggu dengan efisiensi serapan sebesar 8.95%. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa tanaman kangkung darat dapat menyerap logam berat Hg
dalam tanah dan tanaman kangkung darat dapat digolongkan menjadi tanaman
hiperakumulator terhadap logam Hg.