ARIASI RESISTIVITAS POLUTAN UNTUK BERBAGAI pH DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK 2D KONFIGURASI WENNER
Abstract
Variasi Resistivitas Polutan Untuk Berbagai pH Dengan Menggunakan
Metode Geolistrik 2D Konfigurasi Wenner; Dedi Kurnia Indra Satria,
071810201082; 2014: 49 halaman; Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Jember.
Limbah merupakan pencemar yang dapat mengganggu keseimbangan alam,
yang akan menimbulkan ancaman bagi manusia. Limbah cair adalah air yang
tidak terpakai lagi dan merupakan hasil dari suatu produksi atau kegiatan manusia
(Utami, 2009). Untuk mengetahui tingkat pencemaran air tanah dapat dilakukan
dengan pemeriksaan kualitas air dengan konsep dasar kimia tentang larutan asam,
basa, serta konsep fisika tentang resistivitas dan konduktivitas. Oleh karena itu,
diperlukan cara untuk mengetahui pengaruh nilai pH terhadap nilai resistivitas
polutan. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
nilai pH terhadap nilai resistivitas polutan. Hasil penelitian diharapkan dapat
mengetahui pengaruh nilai pH terhadap nilai resistivitas polutan serta dapat
memantau pencemaran tanah oleh limbah sehingga dapat menjadi pertimbangan
dalam pengelolaan dan penentuan lokasi pembuangan polutan berkelanjutan.
Penelitian ini dilakukan di lapang di lingkungan Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember. Penelitian ini menggunakan 2 variasi
dalam 1 lintasan yaitu medium tanpa diinjeksikan limbah dan medium setelah
diinjeksikan limbah. Tanah campur pasir sebagai mediumnya dan menggunakan
lima macam limbah berbeda sebagai polutan yaitu: limbah detergen, limbah
pestisida, limbah oli, limbah air aki, serta limbah pewarna pakaian. Akuisisi data
dilakukan dengan menggunakan indikator universal (lakmus) dan metode
geolistrik resistivitas 2D konfigurasi Wenner. Hasil pendekatan citra warna
lakmus dengan warna standar yang telah tersedia pada kemasan indikator, maka
akan diperoleh nilai pH (asam atau basa) dari polutan tersebut. Data pengukuran
dan data perhitungan geolistrik resistivitas yang telah didapatkan, kemudian
diinversi ke dalam software Res2dinv. Dari inversi 2D ini didapatkan gambar
penampang lintang distribusi resistivitas bawah permukaan yang telah diteliti.
Dari hasil pengukuran menggunakan indikator universal (lakmus) di peroleh
nilai pH (asam atau basa) dari polutan limbah detergen (pH: 8), limbah pestisida
(pH: 9), limbah oli (pH: - ), limbah air aki (pH: 0), serta limbah pewarna pakaian
(pH: 8). Dari hasil penampang resistivitas kedua variasi dapat dilihat bahwa setiap
variasi lintasan mempunyai nilai resistivitas yang berbeda-beda. Nilai resistivitas
lintasan pertama antara 31.5 Ωm – 789 Ωm dan lintasan kedua berharga 59.2 Ωm
– 758 Ωm. Nilai resistivitas pada setiap limbah yang diinjeksikan adalah limbah
detergen (± 177 – 254 Ωm), limbah pestisida (± 254 Ωm), limbah oli (± 366 Ωm),
limbah air aki (± 59.2 – 85.3 Ωm), serta limbah pewarna pakaian (± 254 Ωm).
Dapat disimpulkan bahwa nilai resistivitas polutan akan semakin tinggi apabila
nilai pH polutan yang terukur merupakan asam atau basa lemah. Sebaliknya nilai
resistivitas polutan akan semakin rendah apabila nilai pH polutan yang terukur
merupakan asam atau basa kuat.