FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA ANGKA OPEN DEFECATION (OD) DI KABUPATEN JEMBER (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Kalisat)
Abstract
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingginya Angka Open defecation
(OD) di Kabupaten Jember (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Kalisat);
Wahyu Afiatul Qudsiyah; 092110101101; 2014; 126 halaman; Bagian Kesehatan
Lingkungan dan Kesehatan Keselamatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Jember.
Masalah kesehatan di Indonesia didominasi oleh penyakit-penyakit berbasis
lingkungan, seperti diare, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), kecacingan,
Demam Berdarah Dengue (DBD), malaria. Salah satu penyebab utama tingginya
penyakit-penyakit tersebut adalah rendahnya kualitas sanitasi dan higiene. Pemerintah
melakukan antisipasi melalui program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
sebagai wujud komitmen dalam mewujudkan peningkatan akses air minum dan
sanitasi dasar berkelanjutan untuk pengendalian penyakit berbasis lingkungan dan
peningkatan kemampuan masyarakat, melalui pembudayaan perilaku hidup bersih
dan sehat. Kabupaten Jember pada tahun 2013 mencatat 61,54% KK memiliki akses
jamban, sementara RENSTRA Kabupaten Jember untuk tersedianya jamban keluarga
tahun 2014-2015 yaitu 86%, 88%, sedangkan target MDGs pada tahun 2014 yaitu
75%. Kabupaten Jember ada 248 desa, 33 desa sudah Open Defecation Free (ODF).
Desa Sumber Kalong merupakan desa paling tinggi angka OD. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingginya angka
OD di Desa Sumber Kalong Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember. Hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberi masukan kepada instansi-instansi terkait dan unit
pelaksana program tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan
cross sectional. Populasi dalam penelitian ini seluruh KK/ibu rumah tangga yang
tinggal di Desa Sumber Kalong yaitu sebanyak 1081 KK pada tahun 2013. Besar
sampel 35 responden (ibu rumah tangga/KK) dengan teknik proportional random
sampling. Data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Pengambilan
data menggunakan metode dokumentasi dan wawancara dengan panduan kuesioner.
Data tersebut selanjutnya dianalisis menggunakan univariat dan bivariat. Analisis
bivariabel menggunakan uji Chi-square dengan tingkat kemaknaan 5% (α = 0,05).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran responden (umur, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan) tidak memiliki hubungan dengan
tingginya angka OD. Faktor predisposisi (pengetahuan dan sikap) memiliki hubungan
dengan tingginya angka OD. Faktor enabling (kepemilikan jamban dan jarak rumah
ke tempat BAB selain jamban) memiliki hubungan dengan tingginya angka OD,
sedangkan jenis jemban, kondisi jamban dan ketersediaan air bersih tidak memiliki
hubungan dengan tingginya angka OD. Faktor reinforcing (dukungan keluarga dan
dukungan masyarakat) memiliki hubungan dengan tingginya angka OD, sedangkan
dukungan petugas kesehatan tidak memiliki hubungan dengan tingginya angka OD.
Faktor yang memiliki hubungan paling erat dengan tingginya angka OD adalah jarak
rumah ke tempat BAB selain jamban.
Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini yaitu sebaiknya program
penyuluhan yang sudah ada pada kegiatan posyandu tetap dilakukan secara rutin dan
merata untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat tersebut agar lebih
baik. Tepi sungai atau saluran irigasi dibangun curam atau jangan terlalu miring dan
licin agar masyarakat tidak dapat memanfaatkan sungai dan saluran irigasi tersebut
sebagai tempat BAB. Dilakukan pemicuan yang lebih spesifik di tiap dusun baik oleh
petugas kesehatan maupun kader desa, sasaran KK/ibu rumah tangga yang
berpengaruh dalam keluarga untuk meningkatkan dukungan keluarga dalam
menyediakan sarana dan prasarana. Masyarakat turut berpartisipasi dalam
meningkatkan perilaku ODF misalnya dengan bergotong royong membuat jamban
umum.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]