• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Public Health
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Public Health
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    KESESUAIAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI BERDASARKAN PERMINTAAN KB PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

    Thumbnail
    View/Open
    Ririn Agustin - 102110101005_1.pdf (513.3Kb)
    Date
    2015-03-16
    Author
    Ririn Agustini
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Kesesuaian Penggunaan Alat Kontrasepsi Berdasarkan Permintaan KB pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Puger Kabupaten Jember; Ririn Agustini; 102110101005; 2014; 85 halaman; Bagian Epidemiologi dan Biostatistika Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember. Program KB di Indonesia merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan angka prevalensi kontrasepsi. Setiap pasangan yang menggunakan kontrasepsi dilandasi permintaan KB yang jelas, baik untuk menunda kehamilan, mengatur jarak kehamilan atau tidak ingin punya anak lagi. Kejelasan maksud tersebut terkait dengan tersedianya teknologi kontrasepsi sesuai dengan keamanan medis serta kemungkinan kembalinya fase kesuburan, efektivitas dan efisiensi metode kontrasepsi. Pada kenyataannya, berdasarkan laporan hasil mini survei menyebutkan bahwa metode kontrasepsi yang paling dominan digunakan oleh PUS baik di Indonesia maupun di Jawa Timur yaitu suntik dan pil yang termasuk dalam kategori non MKJP, sedangkan tujuan ber-KB pada PUS paling banyak yaitu membatasi kelahiran yang seharusnya memakai alat kontrasepsi MKJP. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemakaian alat kontrasepsi pada PUS di Indonesia tidak sesuai dengan permintaan KB-nya. Permintaan KB pada PUS dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ciri demografi sosial dan ekonomi, sikap berhubungan dengan besar struktur dan pembentukan keluarga, faktor yang berhubungan dengan pelayanan, penyedia layanan KB dan pengetahuan tentang kontrasepsi serta sikap terhadap kontrasepsi. Sementara kesesuaian penggunaan alat kontrasepsi dipengaruhi oleh permintaan KB dan alat kontrasepsi yang digunakan oleh PUS. Berdasarkan faktor tersebut, hipotesis yang terdapat dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara variabel umur, paritas, jumlah anak diinginkan, jumlah anak hidup, pendidikan, pendapatan, sumber pelayanan dan biaya ber-KB dengan kesesuaian penggunaan alat kontrasepsi. Penelitian ini merupakan analitik observasional dengan desain crosssectional. Sumber data pada penelitian ini adalah data primer dengan instrumen ix berupa kuesioner dan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Jember dan UPT Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kecamatan Puger Kabupaten Jember. Sampel penelitian sebesar 87 PUS yang berasal dari 19.108 akseptor KB yang tercatat di register peserta KB. Pengolahan data terdiri dari editing, pemberian skor dan tabulasi. Teknik penyajian data dalam penelitian ini adalah dalam bentuk teks (textular), tabel, dan grafik. Analisis data terdiri dari analisis univariabel dan analisis biavariabel menggunakan chi-square dengan α=0,05. Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel umur, paritas, jumlah anak hidup, pendidikan, sumber pelayanan dan biaya ber-KB mempunyai hubungan yang signifikan dengan permintaan KB; sementara variabel paritas, jumlah anak hidup, sumber pelayanan dan biaya ber-KB mempunyai hubungan yang signifikan dengan kesesuaian penggunaan alat kontrasepsi. Variabel permintaan KB mempunyai hubungan yang signifikan dengan kesesuaian penggunaan alat kontrasepsi pada PUS. Permintaan KB erat hubungannya dalam perencanaan yaitu untuk menunda kelahiran, menjarangkan kelahiran dan mengakhiri kelahiran. Jenis kontrasepsi yang sebaiknya dipakai disesuaikan dengan permintaan KB dan tahap masa reproduksi. Tahap menunda kehamilan berada pada usia kurang dari 20 tahun, tahap menjarangkan kelahiran berada pada usia 20-30 tahun dan tahap membatasi kelahiran berada pada usia lebih dari 30 tahun serta dianjurkan untuk memakai metode kontrasepsi jangka panjang. Maksud kebijakan tersebut yaitu untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia muda, jarak kelahiran yang terlalu dekat dan melahirkan pada usia tua, sehingga diperlukan adanya pola perencanaan keluarga dan penggunaan kontrasepsi yang rasional.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/61803
    Collections
    • UT-Faculty of Public Health [2332]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository