dc.description.abstract | Kualitas Mikrobiologi Udara Ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit)
Rumah Sakit X di Kota Mojokerto; Naila Fikriani; 102110101051; 96 halaman;
Bagian Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Keselamatan Kerja Fakultas Kesehatan
Masyarakat
Udara merupakan zat yang paling penting setelah air dalam memberikan
kehidupan di permukaan bumi ini. United States Enviromental Protection Agency
(USEPA) menyatakan bahwa udara dalam ruangan dua sampai sepuluh kali lebih
berbahaya dibandingkan di luar ruangan. Lebih dari 90% orang menghabiskan
waktunya dalam ruangan sehingga pencemaran udara dalam ruangan memberikan
dampak kesehatan yang lebih berbahaya dibandingkan pencemaran udara di luar
ruangan. Serangkaian kegiatan di rumah sakit tidak hanya memberikan dampak yang
positif bagi masyarakat didalam dan sekitarnya, namun terdapat pula dampak negatif
yang dapat timbul yaitu terjadinya pencemaran, gangguan kesehatan, infeksi
nosokomial dan penularan penyakit. Salah satu dampak tersebut dapat disebabkan
karena kualitas udara ruang yang tidak memenuhi syarat. Banyaknya mikroba yang
terdapat di udara yang dihirup dapat menimbulkan masalah kesehatan, maka mikroba
yang terdapat di udara merupakan salah satu faktor penentu kualitas udara di rumah
sakit dari segi mikrobiologi Setiap penderita yang sedang di rawat di rumah sakit
dapat terjangkit infeksi nosokomial, namun intensitas perhatian lebih banyak
ditujukan pada beberapa ruang perawatan bayi salah satunya adalah ruang NICU
(Neonatal Intensive Care Unit).
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kualitas mikrobiologi udara ruang
NICU (Neonatal Intensive Care Unit) Rumah Sakit X di Kota Mojokerto. Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini yaitu pada pengumpulan data primer dilakukan
melalui uji laboratorium untuk mengetahui jumlah koloni kuman dan jenis bakteri
dalam udara.
ix
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa kualitas
mikrobiologi udara ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit) tidak bagus karena
adanya pencemaran yang memungkinkan terjadinya infeksi. Indeks angka kuman
tertinggi terdapat pada ruang NICU Infeksius yaitu 950 CFU/m
x
3
dan rata – rata indeks
angka kuman udara ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit) adalah 641 CFU/m
sehingga tidak sesuai dengan batas maksimal yang diperbolehkan yaitu 200 CFU/m
.
Jenis koloni kuman yang ditemukan di udara ruang NICU (Neonatal Intensive Care
Unit) adalah Staphylococcus albus, Streptococcus Non Hemolyticus, dan
Staphylococcus citreus.
Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah Perlu adanya perhatian
khusus mengenai sistem pendingin yang digunakan, hendaknya dipelihara dan
dioperasikan sesuai buku petunjuk dan dilakukan monitoring dan pembersihan sistem
pendingin secara periodik. Ventilasi ruang-ruang sensitif hendaknya dilengkapi
dengan saringan 2 beds. Saringan I dipasang dibagian penerimaan udara dari luar
dengan efisiensi 30% dan saringan II (filter bakteri) dipasang 90%. Perlu pemantauan
secara intensif mengenai proses pembersihan dan perlu dilakukan pengeringan lantai
ruangan setelah dilakukan pengepelan. Proses pembersihan dinding dan langit –
langit hendaknya menggunakan cara basah agar tidak menebarkan debu ke udara
yang dimungkinkan mengandung mikroba. Perlu tempat untuk meletakkan pakaian
khusus yang digunakan pengunjung dan petugas kesehatan secara terpisah dan
ditempat tertutup (misalnya dalam almari). Peralatan yang tidak digunakan setiap saat
seperti timba, keranjang baju, bak plastik sebaiknya diletakkan di stock room. Perlu
disediakan alat pengukuran suhu dan kelembaban agar suhu dan kelembaban dapat
selalu terkontrol dengan baik. Perlu dilakukan pengawasan terhadap kualitas udara
ruang dan pengendalian infeksi nosokomial. | en_US |