ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI FPB DAN KPK KELAS VII B SMP NEGERI 10 JEMBER
Abstract
nalisis Tingkat Kemampuan Penalaran Siswa dalam Menyelesaikan
Soal Cerita Materi FPB dan KPK Kelas VII B SMP Negeri 10 Jember;
R. Azmil Musthafa, 100210101110; 2014, 55 halaman; Program Studi Pendidikan
Matematika Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember.
Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan: menghitung,
mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika. Matematika juga
berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan melalui
model matematika berupa: kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik,
atau tabel. Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah melatih cara
berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan. Materi matematika dan
penalaran matematika merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, yaitu
materi matematika dipahami melalui penalaran, dan penalaran dipahami dan
dilatihkan melalui belajar materi matematika, sehingga kemampuan penalaran
matematis sangat penting dan dibutuhkan dalam mempelajari matematika.
Di sekolah menengah diberikan soal-soal matematika berbentuk cerita, hal
ini sangat bermanfaat karena dalam kehidupan sehari-hari matematika tidak hanya
muncul sebagai soal hitung, tetapi juga sering muncul sebagai soal cerita. Pada
umunya masih banyak yang mengalami kesulitan dalam meyelesaikan soal-soal
cerita. Keadaan ini disebabkan kurangnya pemahaman terhadap langkah-langkah
yang perlu dilakukan dan kurangnya latihan dalam menggunakan penalaran yang
dimiliki.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan penalaran
siswa dalam menyelesaikan soal cerita dan aspek kemampuan penalaran apa saja
yang jarang muncul dalam penyelesaian siswa di kelas VII B SMP Negeri 10
Jember.
Penelitian dilakukan di kelas VII B SMP Negeri 10 Jember. Data
penelitian berupa jawaban siswa yang dianalisis berdasarkan adanya aspek
kemampuan penalaran yang ditetapkan oleh Peraturan Dirjen Dikdasmen
Depdiknas Nomor 506/C/Kep/PP/2004 tanggal 11 November 2004 yaitu,
kemampuan mengajukan dugaan (conjectures), kemampuan melakukan
manipulasi matematika, kemampuan menarik kesimpulan, menyusun bukti,
memberikan alasan atau bukti terhadap beberapa solusi, kemampuan menarik
kesimpulan dari pernyataan, kemampuan memeriksa kesahihan suatu argumen,
dan kemampuan menentukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat
generalisasi.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa pada tingkat kemampuan
penalaran siswa aspek mengajukan dugaan (conjectures), melakukan manipulasi
matematika, dan menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau
bukti terhadap beberapa solusi kategori cukup baik dan cukup mempunyai
frekuensi tertinggi yaitu 33,33%. Pada tingkat kemampuan penalaran siswa aspek
menarik kesimpulan dari pernyataan, kategori cukup baik mempunyai frekuensi
tertinggi yaitu 47,22%. Pada tingkat kemampuan penalaran siswa aspek
memeriksa kesahihan suatu argumen, kategori amat rendah mempunyai frekuensi
tertinggi yaitu 30,56%, dan pada tingkat kemampuan penalaran siswa aspek
menentukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi,
kategori cukup baik mempunyai frekuensi tertinggi yaitu 41,67% .
Untuk tingkat kemampuan penalaran siswa dalam menyelesaikan soal
cerita materi FPB dan KPK kelas VII B SMP Negeri Jember kategori cukup baik
mempunyai frekuensi tertinggi yaitu 27,78%. Berdasarkan analisis data, juga
dapat diketahui bahwa aspek kemampuan penalaran yang jarang muncul dalam
penyelesaian siswa adalah pada aspek memeriksa kesahihan suatu argumen yang
frekuensinya 30,56%.