dc.description.abstract | Analisis Sirkulasi Udara pada Tanaman Kopi Berdasarkan Tingkat Kemiringan
Tanah dan Pola Tanam Graf Tangga Segitiga Menggunakan
Metode Volume Hingga; Ahmad Syaiful Rizal, 110210151001; 2014: 79 halaman;
Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember.
Tanaman kopi menjadi salah satu komoditi perkebunan yang memberikan
kontribusi yang signi¯kan bagi sumber devisa negara. Kopi menjadi sumber devisa
negara dari subsektor perkebunan urutan kedua setelah karet (Badan Pendidikan,
Latihan dan Penyuluhan Pertanian; 1984). Sejak tahun 2011 terjadi peningkatan
luas areal dan pada tahun 2013 mencapai sekitar 1.235.802 ha. Namun dengan
peningkata luas areal, produksi biji belum dapat menyentuh angka produksi tertinggi
yang dicapai pada tahun 2010. Faktor lingkungan yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman kopi antara lain adalah ketinggian
tempat, curah hujan, sinar matahari, angin/udara, dan tanah (Sri Najiyati &
Danarti, 2001). Kemiringan tanah sangat mempengaruhi kondisi sirkulasi udara
yang berperan dalam membantu proses penyerbukan pada tanaman kopi untuk
menghasilkan biji kopi. Tujuan penelitian untuk: (1) mengembangkan model
sirkulasi udara tanaman kopi berdasarkan tingkat kemiringan tanah, (2) sirkulasi
udara tanaman kopi dengan tingkat kemiringan tanah berbeda, (3) sirkulasi
udara tanaman kopi dengan kecepatan awal udara yang berbeda dan (4) efektivitas
metode volume hingga dalam menganalisis pengaruh tingkat kemiringan tanah
dan pola tanam graf tangga segitiga terhadap sirkulasi udara pada tanaman kopi.
Hasil penelitian diharapkan dapat menemukan tingkat kemiringan tanah dan pola
tanam yang tepat pada tanaman kopi agar sirkulasi udara yang dihasilkan tepat
bagi penyerbukan.
Penelitian dilakukan dalam dua tahap. Tahapan pertama yaitu pengumpulan
bahan dari lapangan dan literatur buku maupun internet. Dari lapangan
dilakukan pengukuran kecepatan rata-rata sirkulasi udara pada perkebunan kopi
PDP Gunung Pasang Kecamatan Panti dengan menggunakan Anemometer pada
ix
hari Minggu, 17 Agustus 2014 pukul 11.45 WIB sampai pukul 12.45 WIB. Selain
itu, juga dilakukan pengukuran besar kemiringan tanah dari areal perkebunan
tanaman kopi menggunakan klinometer. Dari literatur buku maupun internet
diperoleh data tentang tanaman kopi, pola tanam yang digunakan serta pengaruh
lingkungan terhadap perkembangan tanaman kopi.
Tahapan kedua yaitu menentukan model sirkulasi udara pada tanaman kopi
berdasarkan tingkat kemiringan tanah dengan metode volume hingga. Kemudian
analisis sirkulasi udara pada tanam kopi dilakukan dengan software MATLAB
dengan tingkat kemiringan tanah dan kecepatan udara yang berbeda, dan hasilnya
disimulasikan dengan software FLUENT.
Hasil penelitian diperoleh model matematika sirkulasi udara tanaman kopi
berdasarkan tingkat kemiringan tanah sebagai berikut:
Á
e
(½u ¡ ½) ¢y¢t ¡ Á
w
(½u ¡ ½) ¢y¢t + Á
(½v ¡ ½) ¢x¢t ¡
Á
s
n
(½v ¡ ½) ¢x¢t = ¡P¢y¢t ¡ P¢x¢t +
¹u¢y¢t
¹v¢y¢t
¢x
+
¹u¢y¢t
(½ ¡ ½u) + ¹
µ
K
¢y¢t
¢x
¡ 2½
¢y
+ 2¹v¢t +
2v
¢y
¢x¢t +
u
µ
# +
#
¾
T
K
¹v¢x¢t
¢y
¢y
¢x¢t
¶
K¢t ¡ ½
¢x
+ 2¹u¢t +
+ ¹
µ
¶
(½ ¡ ½u) ¡ ½
µ
# +
#
¾
T
K
¶
K
2u
¢x
¢y¢t +
v
µ
# +
¢x¢t
¢y
Analisis dilakukan dengan tingkat kemiringan tanah berbeda, yaitu 15
#
¾
;
dan 15
o
. Selain itu kecepatan awal udara berbeda yaitu 0.2m=s; 0.4m=s; 0.6m=s
juga dianalisis. Dari seluruh simulasi yang telah dilakukan menggunakan software
MATLAB dan FLUENT, tingkat kemiringan tanah yang paling optmal adalah
25
o
. Hasil tersebut dapat dijadikan suatu acuan untuk menentukan kondisi lahan
yang cocok untuk penanaman tanaman kopi dengan kondisi lahan yang miring.
Apabila lahan yang dimiliki memiliki kemiringan tanah yang lebih dari 25
, maka
kecepatan udara akan semakin besar sehingga dapat dicari solusi dengan menambah
jumlah tanaman pelindung agar kecepatan udara pada perkebunan kopi akan
berkurang. | en_US |