PENGEMBANGAN INSTRUMEN PERFORMANCE ASSESSMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DI SMP NEGERI 2 AJUNG PADA SUB POKOK BAHASAN JAJAR GENJANG
Abstract
Pengembangan Instrumen Performance Assessment Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa di SMP Negeri 2 Ajung Pada Sub Pokok
Bahasan Jajar Genjang; Dwi Arianti Suryo Utomo, 110210101018; 2014; 61
halaman; Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember.
Dalam pengembangan Kurikulum 2013 salah satu penekanan terletak pada
penyempurnaan pola pikir siswa. Matematika sebagai suatu disiplin ilmu yang
secara jelas mengandalkan proses berpikir dipandang sangat baik untuk diajarkan
pada anak didik. Kemampuan berpikir seseorang terbagi menjadi tiga, yaitu
berpikir kritis, berpikir kreatif dan berpikir konstruktif. Berpikir kritis bertujuan
untuk memecahkan masalah tingkat tinggi, berpikir kritis bukan sekedar berpikir
logis biasa. Oleh sebab itu diperlukan penilaian yang tidak biasa, yang tidak hanya
berdasarkan pada nilai akhir tetapi pada tahapan-tahapan yang dikerjakan. Salah
satu penilaian yang bisa digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis
tersebut adalah Penilaian Kinerja (Performance Assessment) yang dilakukan
dengan cara observasi sistematis yang difokuskan pada proses.
Berpikir kritis memiliki tiga indikator, yaitu pembuktian, generalisasi, dan
pemecahan masalah. Indikator pembuktian dalam penilaian kinerja dijabarkan
dalam sistematika pembuktian dan bentuk kesimpulan. Generalisasi dijabarkan
dalam menciptakan suatu pola penanaman. Sedangkan pemecahan masalah
dijabar dalam perincian yang diketahui, perincian pertanyaan dan pemecahan
masalah yang diminta dari soal.
Pada penelitian ini pengembangan instrumen penilaian kinerja yang
dilakukan meliputi 3 komponen, yaitu tugas kinerja (performance task), cara
penilaian (scoring guide), dan rubrik performasi (rubrics performance). Instrumen
penilaian kinerja yang dikembangkan ini merupakan penilaian kinerja proses
(behavior-based performance appraisal/evaluation) dengan menggunakan skala
penilaian (rating scale) dan menggunakan metode analytic.
ix
Penelitian ini menggunakan model Spiral yang terbagi menjadi 5 tahapan,
define, design, demonstrate, develop, dan delivery. Tahap define terdiri atas studi
pendahulauan dan identifikasi kebutuhan. Tahap design terdiri atas penjabaran
indikator, desain instrumen, uji validitas dan revisi. Tahap demonstrate terdiri atas
uji coba terbatas yang meliputi uji kepraktisan dan uji keefektifan serta revisi.
Tahap develop adalah pengembangan instrumen yang telah layak digunakan.
Tahap delivery adalah tahapan untuk pengiriman dan publikasi instrumen yang
telah dikembangkan.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan survei lapangan,
validasi ahli, angket respon siswa, angket respon guru, dan tugas kinerja. Analisis
yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi analisis data validasi, analisis respon
siswa, analisis respon guru, dan analisis tugas kinerja. Analisis data validasi
dilakukan untuk menilai kevalidan instrumen yang telah dikembangkan, analisis
respon guru digunakan untuk menilai kepraktisan dari instrumen yang
dikembangkan, sedangkan analisis tugas kinerja digunakan untuk menilai
keefektifan dari instrumen yang telah dikembangkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa instrumen yang dikembangkan layak
digunakan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Hal tersebut
berdasarkan hasil uji validitas yang didapat sebesar 0,87 yang menyatakan bahwa
instrumen yang dikembangkan sangat valid, berdasarkan uji efektifitas yang
didapat sebesar 77,27% yang menyatakan bahwa instrumen efektif dan tidak
revisi, sedangkan berdasarkan hasil uji kepraktisan menyatakan bahwa instrumen
praktis digunakan dengan prosentase 92,31%.
Selain berdasarkan hasil ketiga uji tersebut, dalam penelitian ini juga
dilakukan analisis respon siswa terhadap intrumen ynag diberikan. 100% siswa
menyatakan bahwa mereka sangat senang terhadap instrumen yang diberikan,
95,45% siswa menyatakan berminat untuk menggunakannya lagi. Antusiasme
siswa juga terlihat dari perbandingan hasil yang diperloh siswa dalam Ujian
Tengah Semester (UTS) dan hasil siswa dalam tugas kinerja.