ANALISIS PROSES BERPIKIR SISWA TUNA GRAHITA RINGAN KELAS VIII DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PEMBAGIAN DI SMP INKLUSI TPA JEMBER
Abstract
Analisis Proses Berpikir Siswa Tuna Grahita Ringan Kelas VIII dalam
Menyelesaikan Masalah Pembagian di SMP Inklusi TPA Jember; Finda Dwi
Permatahati, 110210101011; 2014; 77 halaman; Program Studi Pendidikan
Matematika Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember.
Setiap manusia berhak mendapatkan pendidikan. Tak terkecuali anak-anak
berkebutuhan khusus. Salah satu anak berkebutuhan khusus yang kurang
mendapatkan perhatian adalah anak tuna grahita dibandingkan anak dengan cacat
fisik. Tuna grahita dapat diartikan lemah mental, lemah otak, lemah pikiran, cacat
mental atau terbelakang mental. Tingkat kecerdasan tuna grahita ringan
perselangan 55-70. Perkembangan kognitif anak tuna grahita ringan terhenti pada
tahap operasional konkret. Sedangkan perkembangan fisik tampak seperti anak
normal sebayanya.
Matematika adalah salah satu bagian yang penting dalam bidang ilmu
pengetahuan. Matematika juga merupakan ilmu eksakta yang memerlukan
pemahaman. Bagi sebagian besar siswa normal, matematika merupakan mata
pelajaran yang dianggap sulit dan susah dipahami karena matematika bersifat
abstrak. Siswa tuna grahita ringan juga mengalami hal yang sama. Siswa tuna
grahita memiliki keterbatasan dalam hal intelektual, sehingga siswa tuna grahita
semakin sulit untuk memahami mata pelajaran matematika.
Pembelajaran matematika yang sesuai dengan siswa tuna grahita adalah
dengan menggunakan benda-benda nyata dan masalah sehari-hari yang terjadi di
sekitar mereka. Pada awalnya masalah tersebut akan membuat siswa mengalami
disequilibrium (ketidakseimbangan) dan mendorong siswa untuk melakukan
akomodasi atau asimilasi sehingga pada akhirnya akan menuju ekuilibrium
(keseimbangan).
viii
Pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap proses berpikir siswa tuna
grahita ringan kelas VIII dalam menyelesaikan masalah pembagian. Jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang
didahului dengan membuat instrumen tes masalah pembagian dan pedoman
wawancara. Instrumen yang digunakan adalah tes masalah pembagian, pedoman
wawancara, dan lembar validasi tes. Metode pengumpulan data yang digunakan
adalah metode tes dan metode wawancara. Analisis data dalam penelitian ini
adalah analisis deskriptif kualitatif. Data yang dianalisis adalah data hasil tes dan
hasil wawancara mendalam terhadap jawaban siswa menyelesaikan masalah
pembagian berdasarkan kemampuannya menyelesaikan masalah matematika.
Berdasarkan data hasil validasi tes yang meliputi validasi isi dan
konstruksi dengan beberapa komponen penguji, maka diperoleh hasil bahwa tes
tersebut valid dengan koefisien kevalidan 4,05. Maka soal tes tersebut dapat
digunakan dengan beberapa revisi sesuai dengan saran revisi yang telah diberikan
validator. Setelah dilakukan uji validitas, kemudian dilakukan revisi terhadap tes.
Sehingga soal tes masalah pembagian dapat digunakan untuk penelitian.
Setelah data hasil wawancara diperoleh, kemudian dianalisis. Kedua
subjek penelitian mengalami proses disequilibrium, asimilasi, dan kembali lagi ke
disequilibrium. S1 disequilibrium ketika dia menulis ulang soal ketika diberi
kesempatan untuk mengerjakan soal, menjawab pertanyaan dari peneliti tentang
angka, apa yang diketahui di dalam soal dan apa yang yang menjadi pertanyaan.
S1 mengalami asimilasi ketika membagikan permen sama rata ke ketiga mangkok
kecil menggunakan alat peraga dan menjawab spontan pertanyaan dari peneliti
seperti menentukan jumlah permen yang terdapat di ketiga mangkok kecil serta
menuliskan jawaban di lembar jawaban. Sedangkan S2 mengalami disequilibrium
ketika menjawab pertanyaan dari peneliti tentang angka, apa yang diketahui di
dalam soal dan membagikan permen ke ketiga mangkok kecil menggunakan alat
peraga. S2 mengalami asimilasi saat menjawab spontan pertanyaan dari peneliti
tentang apa yang ditanyakan dari soal dan menuliskan kalimat matematika.