Perbedaan Daya Hambat Ekstrak Dan Rebusan Daun Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Terhadap Pertumbuhan Candida albicans (Robin) Berkhout; Parka
Abstract
Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang beragam. Sebagian besar dari keanekaragaman tersebut berpotensi sebagai tanaman obat. Penggunaan tanaman untuk pengobatan telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia, namun pengolahannya belum maksimal dibandingkan dengan negara lain seperti Cina yang terkenal dengan pengobatan herbalnya. Pengembangan tanaman untuk obat perlu ditunjang oleh data-data penelitian dari tanaman tersebut agar dapat diketahui khasiatnya secara ilmiah, sehingga dapat dipertanggung jawabkan. Salah satu keanekaragaman hayati yang dapat dijadikan obat adalah jarak pagar dengan nama latin (Jatropha curcas L.). Daun jarak dapat digunakan sebagai obat keputihan pada lidah bayi, mengobati radang telinga, obat sakit gigi berlubang, perut kembung dan masuk angin, susah BAB, obat rematik, luka dan pendarahan, mengobati dan mengencerkan dahak, menyembuhkan koreng jamur dan gatal serta sebagai obat sariawan. Penyakit sariawan bisa disebabkan oleh adanya jamur Candida albicans (Robin) Berkhout yang tumbuh sebagai flora normal mulut dengan jumlah berlebih. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L.). terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans (Robin) Berkhout; mengetahui Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) rebusan daun jarak pagar (Jatropha curcas L.) terhadap pertumbuhan jamur ix Candida albicans (Robin) Berkhout; mengetahui perbedaan daya hambat ekstrak dan rebusan daun jarak pagar (Jatropha curcas L.) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans (Robin) Berkhout. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Biologi Universitas Jember dan Laboratorium Biologi Fakultas Farmasi Universitas Jember. Serial konsentrasi ekstrak dan rebusan daun jarak pagar (Jatropha curcas L.) yang digunakan pada penelitian ini adalah 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, 6%, 7%, 8%, 9%, dan 10% dan dilakukan 3 kali ulangan. Jamur Candida albicans (Robin) Berkhout didapatkan dari biakan murni yang diremajakan oleh Fakultas MIPA Universitas Jember. Data yang diperoleh diuji menggunakan uji statistik ANOVA dengan taraf kepercayaan 0,05. Jika terdapat perbedaan dilanjutkan dengan uji Duncan. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa ekstrak jarak pagar (Jatropha curcas L.) mempunyai Konsentrasi Hambatan Minimum (KHM) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans (Robin) Berkhout pada konsentrasi 6% dengan diameter hambatan 1,03 mm, sedangkan rebusan daun jarak pagar (Jatropha curcas L.) mempunyai Konsentrasi Hambatan Minimum (KHM) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans (Robin) Berkhout pada konsentrasi 10% dengan diameter hambatan 5,73 mm. Ekstrak dan rebusan daun jarak pagar (Jatropha curcas L.) memiliki perbedaan nyata terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans (Robin) Berkhout, dimana daya hambat ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L.) sangat berbeda nyata atau sangat signifikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,001 (P<0,05), sedangkan rebusan daun jarak pagar (Jatropha curcas L.) juga sangat berbeda nyata atau sangat signifikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,027 (P>0,05). Hendaknya dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan bagian lain tumbuhan jarak pagar (Jatropha curcas L.) sebagai bahan antifungi.