PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI CANDI JAGO PENINGGALAN KERAJAAN SINGHASARI PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X MENGGUNAKAN MODEL THIAGARAJAN
Abstract
Pengembangan Bahan Ajar Materi Candi Jago Peninggalan Kerajaan
Singhasari Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X Menggunakan Model
Thiagarajan; Eka Rizki Maulidha Balqis, 100210302099; 2014: xv dan 135
halaman; Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember.
Latar belakang pemilihan masalah ini yaitu minimnya bahan ajar sejarah yang
tersedia di sekolah-sekolah. Bahan ajar yang ada bahkan tidak sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Berdasarkan hasil wawancara dan
observasi, buku-buku yang tersedia hanya menyajikan materi secara garis besarnya
saja sehingga terkesan seadanya dan tidak lengkap. Banyak hal penting dari suatu
peristiwa sejarah yang harus ditanamkan pada diri peserta didik melalui nilai-nilai
karakter dari peristiwa tersebut. Hal ini sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 yaitu
penanaman nilai karakter melalui pembelajaran.
Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah (1) materi sejarah yang
merupakan peristiwa masa lampau membuat peserta didik kurang tertarik terhadap
pembelajaran sejarah; (2) minimnya sumber belajar yang dimiliki oleh peserta didik
hanya berupa LKS sedangkan buku paket sangat minim; (3) keterbatasan alokasi
waktu dan dana sehingga pendidik tidak mampu menampilkan bukti atau peristiwa
sejarah secara konkrit dalam kelas untuk membangun karakter peserta didik; (4)
bahan ajar yang ada tidak sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka dapat dipecahkan melalui
pengembangan bahan ajar sejarah yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
peserta didik. Tujuan pengembangan ini adalah (1) bahan ajar yang dikembangkan
dapat menjadi sumber belajar bagi pendidik dan peserta didik untuk membuat suasana
pembelajaran menjadi efektif dan kondusif; (2) bahan ajar yang dikembangkan dapat
menarik minat belajar peserta didik dalam pembelajaran sejarah; (3) bahan ajar yang
dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik; (4) bahan ajar yang
viii
dikembangkan menjadi referensi bahan ajar bagi peserta didik selain LKS dan
internet; (5) bahan ajar Candi Jago dapat membantu pendidik untuk menunjang
pemahaman peserta didik mengenai peninggalan kebudayaan Kerajaan Singhasari
salah satunya adalah Candi Jago.
Model pengembangan yang digunakan dalam mengembangkan bahan ajar ini
adalah model Thiagarajan. Tahap pengembangannya terdiri dari tahap pendefinisian,
tahap perancangan, tahap pengembangan dan tahap diseminasi. Hasil pengembangan
menghasilkan sebuah produk bahan ajar sejarah kelas X IPS. Bahan ajar tersebut
memaparkan tentang salah satu peninggalan kebudayaan Kerajaan Singhasari yaitu
Candi Jago. Alasan dipilihnya materi Candi Jago karena materi mengenai
peninggalan kebudayaan Singhasari sangat minim dan karena Candi Jago merupakan
salah satu candi yang memiliki unsur atau bercorak lengkap yaitu unsur Hindu,
Budha dan unsur asli budaya bangsa Indonesia.
Kajian berisi mengenai kajian produk yang telah direvisi, meliputi kajian
analitis yang terdiri dari kajian aspek desain pesan dan kajian aspek desain teks.
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan, maka dapat disimpulkan (1) bahan
ajar Candi Jago mampu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dalam
pembelajaran sejarah; (2) bahan ajar Candi Jago mampu memotivasi peserta didik
untuk senang belajar sejarah; (3) bahan ajar Candi Jago mampu menjadi salah satu
buku referensi atau penunjang dalam pembelajaran sejarah; (4) bahan ajar Candi Jago
mampu menjadi sumber belajar yang relevan karena disusun sesuai dengan
karakteristik peserta didik dan didesain secara menarik; (5) melalui pengembangan
bahan ajar Candi Jago memotivasi pendidik untuk mencoba mengembangkan bahan
ajar yang mampu memenuhi kebutuhan dan karakteristik peserta didik pula. Melalui
kesimpulan di atas, maka saran dari pengembang untuk produk lebih lanjut adalah
pengembangan bahan ajar dapat lebih luas lagi ruang lingkup materinya sehingga
kebutuhan peserta didik mampu terpenuhi dengan baik.