MODAL SOSIAL PERAJIN KENDANG JIMBE DALAM PEMPERTAHANKAN USAHA KENDANG JIMBE DI BLITAR SOCIAL CAPITAL IN MAINTANING CRAFTERS JIMBE DRUM BUSINESS IN BLITAR
Abstract
Modal Sosial Perajin Kendang Jimbe Dalam Mempertahankan Usaha Kendang
Jimbe Di Blitar; Isfahani Jamila; 070910302056; 2015; 92 halaman; Program
Studi Sosiologi; Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Jember.
Perajin kendang jimbe belum mampu merasa gembira dengan usahanya meskipun
hasil kerajinan kendang jimbe sudah mencapai pasar luar negeri, hal ini
dikarenakan perajin mengalami kesulitan modal dan bahan baku dalam produksi
kerajinan kendang jimbe. Akan tetapi, justru dalam kesulitan itu perajin kendang
jimbe berusaha mempertahankan usaha bubut kayu yang notabene merupakan
usaha turun temurun dari keluarga mereka. Permasalahan dalam penelitian ini
yaitu: “bagimana modal sosial perajin kendang jimbe dalam mempertahankan
usahanya?” tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah;
mendeskripsikan dan menganalisis modal sosial yang digunakan perajin kendang
jimbe dalam mempertahankan usaha kendang jimbe. Metode penelitian yang
digunakan di sini yaitu metode deskriptif kualitatif, yang berupaya untuk
menyelidiki suatu fenomena sosial pada aspek tindakan yang dilakukan oleh
perajin kendang jimbe. Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan untuk
penentuan informan digunakan teknik purposive sampling, pengumpulan data
yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi dan menguji
keabsahan data dengan teknik member chek. Hasil dari penelitian ini adalah modal
sosial yang dibangun oleh perajin kendang jimbe yaitu pertama modal sosial yang
mengikat (Bonding Social Capital) berupa kerjasama yang telah dibangun dan
dijalin perajin kendang jimbe bersama keluarga serta tetangga yang berada di
sekitar rumah perajin, kemudian yang kedua modal sosial yang menjembatani
(Bridging Social Capital) yaitu kerjasama yang dibangun oleh perajin kendang
jimbe dengan rekan sesama perajin kendang jimbe, kemudian yang ketiga modal
sosial yang menghubungkan (Linking Capital Social) yaitu hubungan yang
dibangun perajin kendang jimbe dengan orang-orang yang berada di luar
komunitas keluarga dan perajin seperti bekerjasama dengan pihak PKBL
vii
(Program Kemitraan dan Bina Lingungan) Jamsostek yang mana pihak PKBL
memberikan bantuan modal serta memberikan informasi mengenai cara
pemasaran hasil kerajinan kendang jimbe. Kesimpulannya adalah perajin kendang
jimbe mampu mempertahankan usaha hingga saat ini karena memiliki modal
sosial yang telah mereka bangun baik terhadap saudara, tetangga, sesama perajin
kendang jimbe dan instansi yang telah membantu usahanya. Saran dari peneliti
agar perajin kendang jimbe yang berada di Kelurahan Tanggung Kota Blitar
merawat serta tetap membangun modal sosial agar tetap bisa bertahan.