DENTIFIKASI MASALAH GURU HONORER PADA SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) (STUDI DESKRIPTIF DI SDN GLAGAH, SDN 2 PESUCEN, SDN PENGANJURAN IV KABUPATEN BANYUWANGI)
Abstract
Identifikasi Masalah Guru Honorer Pada Seleksi Penerimaan Pegawai Negeri
Sipil (PNS) (Studi Deskriptif di SDN Glagah, SDN 2 Pesucen, SDN Penganjuran
IV Kabupaten Banyuwangi”; Ricky Adhe Firmansyah, 070910201013; 2014;
Halaman; Program Studi Ilmu Administrasi Negara Jurusan Ilmu Administrasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember.
Pendidikan merupakan kebutuhan sekaligus kewajiban dan syarat yang harus
dipenuhi untuk dapat memiliki kehidupan, yang juga memiliki segi pandang terhadap
sasarannya, yaitu manusia. Seperti juga telah ditegaskan dalam UUD 1945 bahwa
setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan dan pemerintah mempunyai
kewajiban dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan untuk mencapai
tujuan Negara, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan
umum. Karena besarnya peranan pendidikan itulah, terutama dalam pembangunan
bangsa Indonesia, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk terus
meningkatkan layanan pendidikan yang merata dan berkualitas melalui berbagai
program dan kegiatan pembangunan pendidikan yang salah satunya yaitu peningkatan
mutu atau kualitas pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan tersebut salah satunya
memperbaiki kualitas dari guru yang mengajarkan pendidikan di lingkungan sekolah tersebut.
Pada penelitian ini penulis lebih memfokuskan pada guru honorer.
Pada dasarnya seorang guru honorer yang mau mengabdikan dirinya bagi
negara mempunyai keinginan untuk diangkat menjadi pegawai negeri sipil atau PNS,
namun selama ini banyak persyaratan dan kriteria yang harus dipenuhi oleh guru
honorer untuk dapat diangkat menjadi PNS. Mereka menjadi tenaga sukarela demi
diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil melalui jalur honorer, ataupun sebagai
penunggu peluang untuk lulus tes Calon Pegawai Negeri Sipil formasi umum.
Rekrutmen ini juga diprioritaskan bagi guru sekolah dasar. Peneliti mengambil tiga
sekolah dasar sebagai obyek penelitian yaitu yang pertama di daerah desa SDN
viii
Glagah, yang kedua di daerah pertengahan SDN 2 Pesucen, yang ketiga di daerah
perkotaan SDN Penganjuran IV Kabupaten Banuwangi.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif menggunakan metode deskriptif dengan
fokus penelitian menggambarkan kendala guru honorer pada proses seleksi
penerimaan pegawai negeri sipil. Lokasi penelitian adalah SDN Glagah, SDN 2
Pesucen, SDN Penganjuran IV Kabupaten Banyuwangi. Waktu penelitian dilakukan
selama 3 bulan yaitu pada 16 Agustus – 16 Oktober 2014. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara dan observasi dengan data sekunder melalui
dokumentasi dan studi kepustakaan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan
model analisis Miles dan Huberman guna menjawab rumusan masalah. Agar
penelitian memiliki derajat kepercayaan (validitas) peneliti menggunakan ketekunan
pengamatan, triangulasi sumber, triangulasi metode, kecukupan referensial dan uraian
rinci.
Dari hasil wawancara dan pengamatan di lapangan, benar bahwa banyak
kendala-kendala yang dihadapi oleh guru honorer dalam seleksi penerimaan pegawai
negeri sipil (PNS) yaitu peraturan yang sering berubah-ubah mengakibatkan
kebingungan pada guru-guru honorer. Yang kedua akses informasi yang masih
kurang khususnya di daerah pedesaan. Hal ini sangat dirasakan oleh guru honorer
yang ada di pedesaan dibandingkan guru honorer yang ada di perkotaan. Yang ketiga
yaitu kualitas guru yang kurang memadai. Sekolah yang ada di pedesaan dan
pertengahan umumnya menerima guru atas rekomendasi dari teman atau saudaranya.
Tidak tahu mereka mempunyai kemampuan dan bakat yang seperti apa sehingga
kualitasnya tidak memadai.
Dengan demikian secara garis besar bahwa permasalahan atau kendala
yang dihadapi guru honorer dalam seleksi PNS ada di tiga masalah tersebut. Hal ini
yang harus dijadikan acuan bagi pemerintah pusat,daerah dan lembaga terkait untuk
memperbaiki dan mengatasi masalah yang dihadapi oleh guru honorer.