dc.description.abstract | Berdasarkan kurikulum KTSP kelas VII semester pertama, pada kompetensi
dasar menulis buku harian atau pengalaman pribadi dengan memperhatikan cara
pengungkapan dan bahasa yang ekspresif memiliki tujuan pembelajaran yang harus
dicapai yaitu agar siswa mampu membuat suatu bentuk cerita berdasarkan
pengalaman pribadi dengan mengolah kata yang tepat dan pengungkapan yang
ekspresif, dan memperhatikan urutan dan kepaduan antar kalimat. Dari observasi di
kelas VII A SMP Islam Sunan Bonang Arjasa diketahui bahwa hasil membuat
paragraf naratif yang diperoleh siswa rendah. Indikator penyebab kerendahan
perolehan nilai karena hasil karangan cerita siswa yang kurang berkoherensi, kurang
lengkap dan terlalu monoton. Hal ini disebabkan oleh faktor kurangnya latihan. Oleh
karena itu guru perlu memberikan sebuah alternatif yang bisa digunakan sebagai
sarana untuk mengembangkan proses pelatihan paragraf naratif siswa dan
mengembangkan kosakata melalui serangkaian latihan terbimbing dengan
menggunakan teknik permainan kata anagram.
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas. Peneliti dalam hal ini sebagai inovator berkolaborasi dengan guru
dalam membuat silabus, RPP, perencanaan pelaksanaan tindakan dan sistem
penilaian. Sumber data dalam penelitian ini adalah karangan pengalaman pribadi
siswa kelas VII dalam bentuk paragraf naratif sangat kurang. Data yang diperoleh
dianalisis dengan menggunakan ketentuan ketuntasan belajar. Ketentuan ketuntasan
belajar diberlakukan baik secara individual maupun klasikal. Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan pembelajaran
paragraf naratif melalui latihan terbimbing menggunakan teknik permainan kata
anagram melalui 3 tahap, dapat diketahui bahwa nilai yang diperoleh siswa semakin
meningkat dalam setiap tahapnya. Pada tahap awal di prasiklus pemerolehan nilai
rata-rata siswa yaitu 39,5, pada siklus I 59,1, siklus II 65,7, dan siklus III yang
terakhir 67,1. Pada siklus II nilai siswa sudah mencapai ketuntasan nilai, yaitu 65,7
dari standar yang ditentukan dalam KKM yakni 65. Hanya saja, nilai rata-rata pada
siklus II tersebut dirasa masih kurang dan perlu ditingkatkan lagi. Oleh karena itu,
dilaksanakanlah siklus III dengan harapan nilai yang didapat siswa jauh lebih baik,
dan hal ini terbukti dengan perolehan nilai rata-rata akhir 67,1.
Saran bagi guru Bahasa Indonesia di SMP Islam Sunan Bonang Arjasa,
hendaknya dalam kegiatan pembelajaran menulis paragraf naratif selanjutnya perlu
ditekankan lagi pada penjelasan tentang paragraf naratif yang sistematis serta
penggunaan diksi dan ejaan yang masih kurang dipahami siswa. Bagi Kepala Sekolah
SMP Islam Sunan Bonang Arjasa, hendaknya memberi penghargaan kepada siswa
yang berprestasi dalam menulis, sehingga dapat memacu semangat siswa lain untuk
menulis. Serta bagi peneliti lain penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan
untuk mengadakan penelitian lebih lanjut. | en_US |