dc.description.abstract | Jumlah sampel yang diperoleh dalam kurun waktu penelitian ini adalah
sejumlah 46 responden. Data yang diperoleh tersebut kemudian dibuat distribusi
frekuensi karakteristik responden dan kemudian diuji statistik. Setelah diuji statsitik
menggunakan SPSS 16.0 for Windows, didapatkan bahwa faktor yang bermakna
dalam mempengaruhi kesembuhan pasien ISPA adalah pemberian antibiotika
(p=0,041) sedangkan faktor-faktor yang lain yaitu jenis kelamin (p=0,184), usia
(p=0,700), pendidikan (p=0,384), pekerjaan (p=0,178), status pernikahan (p=0,700),
pendapatan (p=1,000), jumlah jam tidur/hari (p=0,634), kebiasaan mengkonsumsi
vitamin (p=0,625), dan pola konsumsi makanan (p=0,584) tidak bermakna dalam
mempengaruhi kesembuhan ISPA. Selanjutnya dilakukan uji regresi logistik untuk
variabel yang berpotensi yaitu jenis kelamin, pekerjaan dan pemberian antibiotika.
Dari uji regresi logistik didapatkan hasil untuk jenis kelamin adalah (p=0,522)
dengan OR=1,656 (CI= 0,354-7,744), untuk pekerjaan (p=0,199) dengan OR=3,783
(CI= 0,497-28,816) dan untuk pemberian antibiotika (p=0,033) dengan OR=7,325
(CI=1,169-45,894). Sehingga faktor yang bermakna berpengaruh pada kesembuhan
ISPA adalah antibiotika dengan responden yang diberi antibiotika lebih tinggi tingkat
kesembuhannya 7,3 kali dibandingkan responden yang tidak mendapat antibiotika.
Kesimpulan penelitian adalah dari faktor-faktor yang diteliti (jenis kelamin,
usia, pendidikan, pekerjaan, status pernikahan, pendapatan/uang saku per bulan,
jumlah jam tidur per hari, kebiasaan konsumsi vitamin, pola konsumsi makanan, dan
pemberian antibiotika), hanya pemberian antibiotika yang berpengaruh pada
kesembuhan pasien ISPA, dengan responden yang mendapat terapi antibiotika lebih
tinggi tingkat kesembuhannya daripada responden yang tidak mendapat antibiotika
dan lama kesembuhan pasien ISPA adalah 2 hari untuk pasien dengan terapi
antibiotika dan 6 hari untuk pasien tanpa terapi antibiotika. | en_US |