dc.description.abstract | Sampel pada uji perlakuan dibagi menjadi lima kelompok. Satu kelompok
non-fraktur tidak diberikan induksi apapun. Sedangkan induksi fraktur dilakukan
pada empat kelompok perlakuan dengan cara mematahkan tulang tibia sinistra
tungkai posterior tikus. Pasca induksi, dilakukan pengambilan serum pada semua
kelompok perlakuan untuk mengetahui kadar MDA serum sebelum perlakuan.
Sementara itu, pada kelompok non-fraktur dilakukan pengukuran kadar MDA
serum dan jaringan tulang. Perlakuan yang diberikan berupa ekstrak etanol kakao.
Pasca perlakuan selama 21 hari, dilakukan pengambilan serum dan jaringan tulang
pada semua kelompok perlakuan untuk mengetahui kadar MDA serum dan
jaringan tulang sesudah perlakuan. Analisis data yang dilakukan meliputi uji
normalitas data, uji korelasi bivariat, dan uji regresi fungsi logaritmik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan dan pengaruh
bermakna (p=0,000) dari fraktur tulang terhadap kadar MDA serum sebelum
perlakuan. Selain itu, terdapat hubungan dan pengaruh bermakna (p=0,000) dari
pemberian ekstrak etanol kakao terhadap kadar MDA serum dan tulang sesudah
perlakuan.
Fraktur tulang terbukti berpengaruh terhadap kadar MDA yang menjadi
parameter ROS. Kadar MDA meningkat setelah terjadi fraktur. Sedangkan
pemberian ekstrak etanol kakao berpengaruh terhadap kadar MDA serum maupun
tulang saat proses penyembuhan fraktur pada tikus wistar jantan model fraktur
tulang. Kadar MDA serum dan tulang menurun setelah pemberian ekstrak etanol
kakao. Dengan demikian, fraktur tulang dapat memicu peningkatan ROS,
sedangkan ekstrak etanol kakao mampu menurunkan kadar ROS. | en_US |