Efektivitas Kombinasi Senyawa Humik, Bakeri Pelarut Fosfat, dan Zeolit dalam Memperbaiki Tanah Mineral Masam
Abstract
Telah terbukti bahwa bakteri pelarut fosfat (BPF) mampu hidup dan melarutkan fosfat tidak larut dalam media cair (senyawa humik) yang ditambah zeolit. Sehingga kombinasi ketiga bahan tersebut sangat berpeluang untuk digunakan sebagai bahan pembenah tanah (pupuk) untuk meningkatkan ketersediaan P dan menurunkan konsentrasi Aldd tinggi pada tanah mineral masam yang aman terhadap lingkungan. Percobaan ini merupakan lanjutan dari percobaan sebelumnya dengan mengambil 3 kombinasi terpilih untuk dilakukan uji efektivitasnya dalam melarutkan P-sukar larut (P-apatit) dari beberapa sumber deposit. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan 2 faktor yaitu: sumber fosfat (P) yang terdiri dari beberapa sumber P yaitu: kontrol, batuan fosfat alam (Deposit Ciamis, Jawa Barat), batuan fosfat alam (Deposit Cristmas) dan 2) faktor kombinasi terpilih yaitu konsentrasi senyawa humik 10%C; tanpa pemberian zeolit; dan Pseudomonas diminuta (K1), konsentrasi senyawa humik 10%C; dengan pemberian zeolit 10%; dan Pseudomonas putida 27.4B (K2), dan konsentrasi senyawa humik 20%C; tanpa pemberian zeolit; dan Pseudomonas diminuta (K3). Perubahan sifat-sifat tanah dievaluasi pada 3 minggu; 6 minggu; dan 9 minggu inkubasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar perlakuan tidak menunjukkan beda nyata terhadap variabel-variabel yang dievaluasi, akan tetapi evaluasi berdasarkan waktu inkubasi menunjukkan adanya pola perubahan pada variabel-variabel yang dievaluasi. Bakteri pelarut fosfat (Pseudomonas putida 27.4B dan Pseudomonas diminuta) dalam kombinasinya tersebut di media tanah masam steril mampu hidup hingga 9 minggu inkubasi. Selanjutnya juga menunjukkan bahwa perlakuan dapat meningkatkan pH pada 3 dan 6 minggu (apabila dibandingkan dengan pH awal 4,3) walaupun setelah itu (9 minggu) pH tanah turun hingga menjadi sekitar 5 hingga 4,2. Walaupun pH tanah pada 9 mimggu turun akan tetapi Aldd turun bervariasi antara lebih dari 85% hingga 95% pada 9 minggu inkubasi (nilai rata-rata di bawah 0,5 Cmol.kg -1 tanah). Penurunan pH tanah tersebut disebabkan oleh proses pengkelatan oleh senyawa humik dan kenaikan pH tanah. Selain itu, dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa KTK dan P-larut tanah mula-mula naik hingga 6 minggu inkubasi terus turun pada 9 minggu inkubasi.
Collections
- Fakultas Pertanian [112]