Show simple item record

dc.contributor.authorDjoko Soemarno
dc.date.accessioned2014-11-11T01:14:16Z
dc.date.available2014-11-11T01:14:16Z
dc.date.issued2014-11-11
dc.identifier.nimNIM081520201009
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/60191
dc.description.abstractSalah satu cara mengatasi permasalahan mutu dan nilai tambah biji kakao yang rendah di tingkat petani adalah aplikasi fermentasi. Namun dalam pelaksanaanya masih banyak petani yang enggan melakukan fermentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) faktor-faktor yang menyebabkan keeengganan petani melakukan fermentasi biji kakao di kabupaten Jembrana, 2) perbedaan penurunan bobot biji kakao yang dilakukan fermentasi dengan yang tidak dilakukan fermentasi, 3) perbedaan waktu lamanya pengolahan fermentasi biji kakao dengan yang tidak fermentasi, 4) perbedaan mutu biji kakao fermentasi dan yang tidak fermentasi dengan mengacu pada SNI biji kakao: 01-2323- 2008/Amd-2010, 5) besarnya insentif nilai tambah harga biji kakao fermentasi bagi petani. Dalam penelitian ini menggunakan dua metoda penelitian 1) deskriptif yang dilakukan dengan FGD, analisis Fishbone Ishikawa dan analisis linier berganda fungsi logit, dan 2) eksperimen pengolahan fermentasi dengan pengamatan suhu biji kakao, suhu lingkungan dan penurunan bobot hingga kadar air 7 - 7,5 % serta pengujian mutu biji kakao yang meliputi kadar air, bean count (BC), pH dan Indeks Fermentasi (IF). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) faktor-faktor utama yang menyebabkan petani enggan melakukan fermentasi biji kakao di kabupaten Jembrana adalah ketidaksesuaian harga jual biji kakao fermentasi, jumlah/banyaknya pedagang yang keliling/turun langsung ke petanipetani, kekompakan petani dalam Subak Abian dan keterampilan petani dalam melakukan fermentasi biji kakao, 2) perbedaan penurunan bobot antara biji kakao fermentasi dengan yang tidak fermentasi sebesar 0,5 - 3,75 %, 3) perbedaan waktu lamanya pengolahan biji kakao fermentasi dengan tidak fermentasi adalah 12 - 24 jam atau 0,5 - 1 hari, 4) biji kakao yang diolah dengan cara fermentasi menghasilkan ciri mutu yang lebih baik dan sesuai dengan SNI: 01-2323- 2008/Amd-2010, 5) insentif nilai tambah harga biji kakao fermentasi yang layak bagi petani adalah sebesar Rp. 2.126,- sampai Rp. 3.426,- per kg.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries081520201009;
dc.subjectkakao, fermentasi, non fermentasi, mutu, insentifen_US
dc.titleKAJIAN INSENTIF HARGA KAKAO FERMENTASI UNTUK MENANGGULANGI KEENGGANAN PETANI MELAKUKAN FERMENTASI DI KABUPATEN JEMBRANAen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record