TINDAK TUTUR EKSPRESIF PENGUNGKAPAN KEKESALAN BERBAHASA INDONESIA DALAM ACARA “HITAM PUTIH” TRANS 7
Abstract
Tindak tutur ekspresif pengungkapan kekesalan berbahasa Indonesia dalam acara “Hitam Putih” Trans 7 telah menunjukkan hasil analisa yang sebelumnya telah melalui pengolahan data, berupa pilihan kata/diksi sebagai kata pengungkapan kekesalan, wujud tuturan sebagai cara mengungkapkan kekesalan, dan fungsi dari pengungkapan kekesalan, sehingga menghasilkan kesimpulan sebagai berikut.
1) Pemilihan kata/diksi yang digunakan dalam pengungkapan kekesalan berupa slang dan kata populer yang dituturkan secara vulgar, spontanitas, simbolik. Pada umumnya kata-kata tersebut dituturkan dengan melibatkan nada suara yang keras, jeda, menyelak, dan kritis terhadap sesuatu yang bertentangan dengan emotifnya. Tak jarang digunakan pula kata sapaan untuk memanggil orang yang lebih tua dengan sapaan yang biasa digunakan kepada teman sebaya, hal ini dikarenakan kodisi emosional yang tidak stabil dari penutur sehingga apa yang diucapkan tidak terkontrol dengan baik.
2) Wujud yang terdapat dalam pengungkapan kekesalan berupa tuturan-tuturan yang diucapkan berdasarkan cara penuturan dan tujuannya. Cara penuturan tersebut berhubungan dengan langsung atau tidak langsungnya sebuah tuturan serta literal (secara harfiah/sesuai dengan makna leksikalnya) atau tidak literal. Hal tersebut terlihat dari kata pengungkapan kekesalan yang apabila kondisi emosionalnya tidak terlalu tinggi maka masih ada tuturan yang bersifat langsung-literal (apa adanya), sedangkan jika kondisi emosional dari penutur sedang tinggi antara yang dirasakan dengan yang dipikirkan akan lebih dulu terucap tuturan yang ingin dituturkan sehingga dituturkan kata-kata
yang singkat, vulgar, dan cepat mengakibatkan tuturan tersebut berwujud tidak langsung-literal.
3) Fungsi dalam tindak tutur pengungkapan kekesalan berkaitan dengan penggunaan bahasa yang bertujuan untuk mengklarifikasi serta mengkritisi tindakan atau tuturan dari mitra tutur. Ketidaksabaran dari penutur dan jawaban dari mitra tutur ynag dirasa tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh penutur maka fungsi tindak tutur ekspresif menyatakan, menanyakan, memerintah, dan mengkritik, berkembang menjadi fungsi menyatakan yang klarifikatif, fungsi menanyakan yang klarifikatif, fungsi memerintah yang klarifikatif, dan fungsi ekspresif kritis, yang keseluruhan dari fungsi tersebut untuk mengungkapkan kekesalan dari penutur kepada mitra tuturnya.