PENGEMBANGAN BUKU SISWA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING POKOK BAHASAN INTERAKSI ANTAR MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 JENGGAWAH
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui kelayakan buku siswa yang
dikembangkan, (2) untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa yang
diajar dengan menggunakan buku siswa yang dikembangkan, (3) untuk meningkatkan
hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan buku siswa yang dikembangkan.
Penelitian dilakukan pada kelas VII A SMP Negeri 2 Jenggawah. Penelitian ini
merupakan penelitian pengembangan yang menggunakan model pengembangan 4-D
(four-D model) yang terdiri dari empat tahapan yaitu tahap pendefinisian (define),
tahap perancangan (design), tahap pengembangan (develop), dan tahap penyebaran
(disseminate). Pada penelitian ini hanya sampai pada tahap pengembangan (develop).
Data yang diperoleh pada penelitian ini yaitu data hasil validasi buku siswa, hasil
pengisian angket uji keterbacaan dan tingkat kesulitan buku siswa, hasil penilaian
kemampuan pemecahan masalah siswa, hasil belajar kognitif dan afektif, serta hasil
pengisian angket respon siswa. Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis
data persentase yang selanjutnya diubah menjadi data kualitatif deskriptif.
Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata validasi buku siswa berbasis
Problem Based Learning oleh tiga ahli dan tiga pengguna mencapai 76,67% dan
90,62%, artinya buku siswa yang telah dikembangkan termasuk dalam kriteria layak
dan sangat layak. Rata-rata hasil uji keterbacaan dan tingkat kesulitan buku siswa
dengan responden sembilan siswa memperoleh persentase sebesar 84,41% yang
artinya buku siswa termasuk dalam kriteria sangat layak. Respon siswa terhadap buku
siswa yang dikembangkan memperoleh persentase sebesar 81,53% yang artinya siswa
merespon positif buku siswa yang dikembangkan. Adapun hasil uji coba buku siswa
berbasis Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari selisih rata-rata nilai
kemampuan pemecahan masalah pada pertemuan pertama dan kedua sebesar 13,68
dengan persentase peningkatan mencapai 38,74% serta persentase peningkatan hasil
belajar kognitif dan hasil belajar afektif sebesar 60,54% dan 16,30%.