PERBEDAAN DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli DENGAN Staphylococcus aureus
Abstract
Berdasarkan hasil penelitian tersebut zona hambat yang tertinggi yaitu pada
Staphylococcus aureus dengan konsentrasi hambat minimum (KHM) 0,2% dengan
diameter sebesar 0,08 cm, sedangkan pada Escherichia coli memiliki KHM 0,4%
dengan diameter sebesar 0,05 cm. Hal ini membuktikan bahwa zat aktif dalam
ekstrak biji alpukat (Persea americana Mill.) lebih menghambat Staphylococcus
aureus yang merupakan bakteri Gram positif daripada Escherichia coli yang
merupakan Gram negatif. Hal ini disebabkan karena perbedaan penyusun dinding sel
kedua bakteri tersebut. Pada bakteri Gram positif struktur dinding selnya lebih
sederhana daripada gram negatif, sehingga molekul zat antimikroba lebih cepat
menembus dinding sel Gram positif. Untuk mengetahui adanya perbedaan daya
hambat oleh masing-masing ekstrak pada masing-masing perlakuan dilakukan
analisis dengan menggunakan ANOVA dengan tiga kali pengulangan. Berdasarkan
hasil uji ANOVA daya hambat ekstrak biji alpukat terhadap pertumbuhan bakteri
Escherichia coli signifikan atau berbeda nyata pada taraf α= 0,05 dengan nilai
probabilitas sebesar 0,000 (P< 0,05) pada setiap masing-masing konsentrasi,
demikian juga ekstrak biji alpukat terhadap bakteri Staphylococcus aureus signifikan
atau berbeda nyata pada taraf α= 0,05 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 (P<
0,05) pada setiap masing-masing konsentrasi. Perbedaan rata-rata daya hambat
bakteri dari ekstrak Biji Alpukat (Persea americana Mill.) terhadap pertumbuhan
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus dianalisis dengan uji T. Berdasarkan
hasil Uji T, signifikasi 0,772 (P> 0,05) maka dapat disimpulkan ekstrak biji alpukat
berbeda secara tidak signifikan terhahadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli
dengan Staphylococcus aureus.
Kesimpulan dari hasil analisis data dan pembahasan, bahwa ekstrak biji
alpukat berbeda secara tidak signifikan terhadap rata-rata pertumbuhan bakteri
Escherichia coli dengan Staphylococcus aureus. Ekstrak biji alpukat memiliki
Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) untuk menghambat pertumbuhan bakteri
Escherichia coli pada konsentrasi 0,4% dengan rerata diameter zona hambat yaitu
0,05 cm, sedangkan ekstrak biji alpukat memiliki Konsentrasi Hambat Minimum
(KHM) untuk menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada
konsentrasi 0,2% dengan rerata diameter zona hambat yaitu 0,08 cm. Jika dilihat dari
Konsentrasi Hambat Minimumnya maka ekstrak biji alpukat memiliki daya hambat
lebih besar terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus daripada Escherichia coli.
Semakin kecil Konsentrasi Hambatan Minimumnya maka semakin efektif suatu
bahan tersebut dalam menghambat pertumbuhan bakteri.