PENERAPAN PENDEKATAN DEEP DIALOGUE CRITICAL THINKING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 5 JEMBER TAHUN AJARAN 2013/2014
Abstract
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu menunjukkan bahwa
kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar ada peningkatan. Pada siklus I aspek
kemampuan berpikir kritis memperoleh ketuntasan klasikal 23,52%, dinyatakan
berpikir kritis rendah dan belum tuntas secara klasikal karena terdapat 8 peserta didik
dengan nilai > 75 dan 26 peserta didik dengan nilai < 75. Pada siklus II terjadi
peningkatan kemampuan berpikir kritis secara klasikal 47,05%, dinyatakan berpikir
kritis rendah. Peserta didik berpikir kritis sebanyak 16 dan dinyatakan berpikir kritis
rendah karena 18 peserta didik dengan nilai < 75 dan 16 dengan nilai > 75, secara
klasikal belum tuntas karena belum mencapai 75% dari skor maksimal 100%.
Peningkatan kemampuan berpikir kritis secara klasikal pada siklus III mencapai
70,58%, Dinyatakan berpikir kritis sedang dan dinyatakan belum tuntas secara
klasikal. Pada siklus I peningkatan aspek kognitif 74,47%, aspek afektif 62,90%. Pada
siklus II peningkatan aspek kognitif 75,52%, aspek afektif 70,91%. Pada siklus III
peningkatan aspek kognitif 77,11%, aspek afektif 79,57%.
Kesimpulan hasil penelitian: (1) terjadi peningkatan kemampuan berpikir kritis
peserta didik, peserta didik terlihat lebih aktif dalam proses pembelajaran sejarah; (2)
terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik dengan penerapan metode DDCT dalam
proses pembelajaran di Kelas XI IPS 2 SMAN 5 Jember yaitu pada siklus I, II, dan III.