SISTEM TEBASAN PADI DI DESA SELOGUDIG WETAN KECAMATAN PAJARAKAN KABUPATEN PROBOLINGGO
Abstract
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peneliti mengambil 6 subyek yang dibagi menjadi dua yaitu 3 petani, 3 tengkulak dan 2 informan tambahan. Petani
padi di Desa Selogudig Wetan sangatlah gigih, kegagalan pada musim panen merupakan hal biasa, justru akan menimbulkan keinginan semakin kuat untuk lebih sukses. Hubungan petani dengan tengkulak sangatlah baik, seperti keluarga dimana hubungan mereka saling tolong menolong misalnya memberi pinjaman uang kepada petani yang membutuhkan, membantu ketika mengalami musibah, selain itu hubungan baik petani dengan tengkulak akan mempercepat proses perdagangan karena menurut petani hanya tengkulak yang bisa membantu untuk memasarkan hasil tanaman padinya, sehingga petani bergantung kepada tengkulak. Dalam hal ini, tengkulak memanfaatkan para petani untuk mendapatkan keuntungan lebih misalnya memotong sebagian uang yang belum dibayarkan ketika mengalami gagal panen, hal seperti ini tidak merusak hubungan tengkulak dengan petani padi, karena mereka sudah seperti keluarga dan petani merasa kalau tengkulak merupakan satu-satunya jalur untuk memasarkan hasil tanaman padinya meskipun petani menjadi tidak berdaya atas perilaku tengkulak.
Penawaran yang dilakukan oleh tengkulak merupakan hasil dari perkiraan yang dilakukan ketika terjun langsung kesawah. Penawaran biasanya dilakukan serentak, di Desa Selogudig Wetan para petani sudah memiliki tengkulak langganan. Sistem tebasan sudah menjadi tradisi di Desa Selogudig Wetan, karena sistem tebasan menjadi keuntungan tersendiri bagi petani yaitu mempercepat proses perdagangan. Namun sistem tebasan di Desa Selogudig Wetan ini menutup kesempatan kerja bagi komunitas pekerja panen, karena ketika petani menjual secara tebasan kepada tengkulak maka tengkulak akan menutup komunitas tersebut dan memilih memperkerjakan sebagian pekerja dengan memberi upah langsung. Modernisasi pertanian sangatlah membantu para petani untuk mempercepat proses penanaman padi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sistem tebasan adalah mavia bagi petani yang akan merugikan dan membuatnya tidak berdaya misalnya tengkulak memotong sebagian uang yang belum dibayar ketika gagal panen, akan tetapi petani tetap membutuhkan mereka sebagai perantara untuk memasarkan hasil tanaman padinya, sehingga petani sangatlah bergantung kepada tengkulak.