KONTRIBUSI METODE CERITA BERGAMBAR TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK USIA DINI DI PAUD TERPADU ANANDA UPTD SKB BONDOWOSO
Abstract
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Tempat
penelitian di PAUD Terpadu Ananda UPTD SKB Bondowoso dengan menggunakan
metode Purposive Area yaitu untuk menetapkan lokasi yang dianggap relevan dengan
tujuan penelitian. Waktu penelitian 5 bulan yaitu antara bulan Januari s/d Mei 2014
dengan jumlah objek penelitian 30 peserta didik. Dengan desain penelitian kuantitatif.
Metode pengumpulan data menggunakan Check List dan dokumentasi. Pengolahan
data meliputi persiapan dan tabulasi. Metode analisis data kuantitatif dalam penelitian
ini menggunakan Regresi Linier Sederhana dengan bantuan program Statistical
Package for the Social Sciences (SPSS) seri 14.
Hasil analisis Rho pearson diperoleh nilai sebesar 0.977 pada usia 2-3 tahun,
0.628 pada usia 3-4 tahun dan 0.863 pada usia 4-5 tahun. Maka apabila diuji
signifikasinya dengan harga kritik Rho Spearman dengan N=30 dan interval
kepercayaan 95% adalah sebesar 0.364, ternyata diperoleh hasil bahwa rhitung>rtabel.
Dengan demikian hipotesis kerja diterima yang artinya Ada Kontribusi Metode Cerita
Bergambar Terhadap Perkembangan Bahasa Pada Anak Usia Dini di PAUD Terpadu
Ananda UPTD SKB Bondowoso.
Dari analisis data yang dilakukan diperoleh harga signifikan hitung sebesar
0,000 jika dikonsultasikan 0,00 < 0,05 dengan N=30 hasilnya signifikan maka dapat
disimpulkan hipotesis kerja (Ha) terdapat kontibusi metode cerita bergambar terhadap
perkembangan bahasa pada anak usia dini di PAUD Terpadu Ananda UPTD SKB
Bondowoso diterima. Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan bagi para
pendidik diharapkan agar dalam pembelajaran lebih variatif dengan menggunakan
buku cerita dengan tema yang menyenangkan dan tidak membuat anak bosan dengan
cerita yang di ulang-ulang. Sedangkan bagi kepala sekolah PAUD Terpadu Ananda
UPTD SKB Bondowoso , dalam memberikan Metode Bercerita hendaknya perlu
adanya sedikit tambahan jam pelajaran agar lebih optimal. Yang biasanya hanya 2
kali seminggu untuk bercerita di kelas besar hendaknya ada tambahan 3 atau 4 kali
dalam seminggu.