WARUNG KOPI: DESUBLIMASI REPRESIF DAN KESADARAN DIRI MAHASISWA DENGAN PERSPEKTIF MARCUSIAN
Abstract
Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil penelitian beberapa
diantaranya yaitu konsep penjara suci yang lahir dari salah satu pernyataan
informan ketika peneliti melakukan wawancara. Penjara suci merupakan
representasi suasana kampus yang serba formal yang merepresi kebebasan diri
informan. Kemudian konsep lain dalam hasil penelitian ini adalah desublimasi
represif. Konsep desublimasi menjadi cara kerja yang menjadikan individu
menjadi satu dimensi dimana makna sublimasi yang ada pada dirinya menjadi
buram dengan kemunculan prinsip instingtual yang semula direpresi oleh
kehadiran realitas. Dan konsep yang terakhir yaitu quasi individual yang
merupakan konsekuensi logis dari sistem kapitalisme lanjut dimana individu
selalu dihadapkan kepada kebutuhan yang seakan-akan merupakan kebutuhan
yang harus dipenuhinya. Dan quasi individu ini selalu bermain dalam tataran
untuk menghadirkan prinsip instingtual yang berada dalam dominasi industri.
Dari hasil penelitian tersebut, didapat fakta bahwa ketika mahasiswa hadir
di warung kopi bentuk kesadarannya merupakan kesadaran yang dibentuk oleh
sistem kapitalisme. Kesadaran yang terbentuk kemudian menjadikan manusia satu
dimensi. Konsekuensinya muncul dari quasi subyek, ketika dia melakukan itu
karena dia ingin mencari kesenangan namun kesenangan itu juga merupakan
bagian yang diciptakan. Kapitalisme kemudian menaklukkan kesadaran yang
tidak bahagia melalui segala bentuk kebebasan dan kenyamanan.