NEGOSIASI EKSISTENSI WARIA DALAM RUANG SOSIAL DI KABUPATEN BANYUWANGI
Abstract
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, untuk dapat diterima di dalam
ruang sosial keluarga, serta dalam menghadapi penolakan dari keluarga, tedapat
beberapa strategi adaptasi yang dilakukan kaum waria agar tetap eksis tampil
sebagai waria yaitu: dengan menyembunyikan identitas sebagai waria dari
keluarga, melakukan kompromi dengan orang tua, meninggalkan rumah dan
mengelompok dengan sesama waria, menunjukkan karir dan prestasi yang baik
terhadap keluarga, serta senantiasa berusaha menjaga nama baik keluarga.
Kemudian di dalam ruang sosial masyarakat, untuk dapat diterima dalam
masyarakat, strategi adaptasi yang dilakukan waria dalam masyarakat yaitu :
dengan menunjukkan sisi positif sebaga waria dalam masyarakat, selalu menjaga
kepercayaan yang diberikan masyarakat, dapat menunjukkan prestasi dan karir
sebagai waria, bergabung dalam organisasi, serta dapat menunjukkan eksistensinya
dalam masyarakat.
Pengucilan terhadap kaum waria ternyata tidak hanya terjadi di dalam
keluarga maupun masyarakat, akan tetapi pemarginalan kaum waria juga terjadi di
dalam ruang sosial cebongan, terutama pemarginalan yang dilakukan oleh waria
senior terhadap waria pendatang baru. Munculnya waria pendatang baru dalam
suatu lokalisasi cebongan bagi waria sering kali dianggap sebagai saingan baru
bagi waria senior. Oleh karena itu, strategi waria baru dalam mendekatkan diri
dengan waria senior dengan cara menunjukkan sikap yang selalu mengalah, selain
itu tidak menyombongkan diri terhadap waria senior, sehingga dengan cara
tersebut seorang waria pendatang baru dapat dengan mudah diterima oleh waria
seniornya.