MAKNA UPACARA RITUAL BAGI MASYARAKAT SEKITAR GUNUNG KELUD
Abstract
Hasil dan kesimpulan dari penelitian ini adalah Pandangan masyarakat
tradisional yang menggap bahwa penyebab terjadinya suatu bencana adalah makhluk
gaib membuat masyarakat setempat yang masih mempercayai hal-hal tersebut tetap
menjalankan ritual ini. Upacara tradisional ini seperti layaknya upacara tradisional
lainnya, juga dilengkapi dengan sesaji-sesaji yang sudah dipersiapkan oleh
masyarakat setempat dengan dipimpin oleh sesepuh atau pemangku adat. Selain
bertujuan untuk menolak bala dan meminta keselamatan, upacara tradisional ini
sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat Desa Sugihwaras dan sekitarnya kepada
Yang Maha Kuasa atas berkah yang telah dilimpahkan. Tradisi ini juga dilaksanakan
oleh pemeluk agama Hindu yang tergabung dalam Parisada Hindu Dharma Indonesia
(PHDI) cabang Kabupaten Kediri, sehingga terbentuknya toleransi antar umat
beragama didalam pelaksanaan Ritual Sesaji Gunung Kelud ini. Selain itu, tradisi ini
juga didukung oleh Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Dinas Budaya dan
Pariwisata Kabupaten Kediri. Gunung Kelud yang menjadi salah satu obyek
pariwisata di Kabupaten Kediri menjadikan Ritual Sesaji Gunung Kelud ini menjadi
daya tarik wisata bagi masyarakat Kediri maupun luar Kediri. Dijadikannya Gunung
Kelud menjadi obyek pariwisata memberi keuntungan bagi masyarakat setempat
dalam sektor ekonomi, yaitu terbukanya lapangan pekerjaan baru. Karena pada
awalnya masyarakat setempat hanya bermata pencaharian sebagai petani, dengan
adanya wisata masyarakat bisa berdagang dengan membuka warung, menjadi tukang
parkir, maupun tukang ojek di area wisata Gunung Kelud.