PENEMPATAN PASUKAN MILITER AMERIKA SERIKAT DI DARWIN AUSTRALIA
Abstract
Abad kedua puluh satu ditandai dengan bergesernya pasar dan konstelasi politik
dunia ke kawasan Asia Pasifik. Kawasan Asia Pasifik menjadi kawasan yang semakin
dinamis karena disamping menunjukkan kebangkitan ekonomi yang cukup
mengesankan, kawasan ini juga tengah muncul indikasi adanya geliat peningkatan
kekuatan militer diantara negara-negara di kawasan. Salah satunya dapat diukur
melalui peningkatan anggaran belanja militer negara-negara di kawasan Asia Pasifik.
Hal yang menjadi fokus pemerhati studi keamanan baik di barat (Amerika dan Eropa)
maupun di Asia sendiri adalah kebangkitan ekonomi dan peningkatan kemampuan
militer China yang cukup signifikan beberapa tahun terakhir. Dalam waktu 30 tahun
China berhasil membenahi diri dan menggeser posisi Jepang sebagai kekuatan
ekonomi dunia kedua. Selain itu, anggaran militer China dari tahun ke tahun juga
menunjukan peningkatan yang cukup signifikan. Hal tersebut dapat menjadi ukuran
bahwa China sedang berupaya membangun kekuatan militernya. Dalam kondisi
damai seperti saat ini, peningkatan besar-besaran China terhadap kemampuan
militernya dapat dimaknai ganda, tergantung persepsi dari negara-negara lainnya,
khususnya negara di kawasan Asia Pasifik. Amerika Serikat sebagai kekuatan yang
menjadi payung pertahanan bagi negara-negara di kawasan Asia Pasifik,
berkepentingan menjaga stabilitas dan keamanan dunia, khususnya kawasan. Dengan
demikian, penempatan pasukan militer Amerika Serikat di Darwin, Australia
merupakan respon Amerika Serikat terhadap fenomena yang terjadi di Asia Pasifik
agar hegemoninya di kawasan ini tetap terjaga.