• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Social and Political Sciences
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Social and Political Sciences
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    MUNCULNYA GERAKAN SOSIAL DI MYANMAR

    Thumbnail
    View/Open
    Arini Addina Yasmin - 070910101080_1.pdf (82.47Kb)
    Date
    2014-10-29
    Author
    Arini Addina Yasmin
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Sejak junta militer berkuasa di Myanmar, junta bersikap otoriter dalam menjalankan roda pemerintahan. Pada 18 Juni 1989, Junta militer mengubah nama Burma menjadi Myanmar, namun hal ini tidak mendapat tanggapan positif dari negara persemakmuran Inggris. Selain itu, pada tanggal 21 Oktober 2010, pemerintah Junta militer juga mengubah lagu kebangsaan dan bendera negara. Tidak berhenti sampai disini, keotoriteran Junta militer menjalar hingga gampir ke seluruh elemen kehidupan rakyatnya. Banyaknya pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi selama pemerintahan Junta militer berkuasa dapat dilihat dari terbatasnya ruang gerak masyarakat dalam mengemukakan aspirasinya. Rakyat Myanmar juga tidak diberikan kebebasan untuk memilih pemimpin, dan sebagainya. Kondisi ini yang menjadi pemicu munculnya gerakan sosial di Myanmar. Karena rakyat Myanmar sudah merasa jenuh akan kondisi yang ada dan menginginkan adanya perubahan yang signifikan. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Data yang digunakan hanya data yang bersifat sekunder yang berarti data-data pengamatan terhadap obyek yang diteliti tidak diperoleh secara langsung, tetapi didapatkan dari buku-buku jurnal-jurnal terbitan, artikel atau pemberitaan di media massa, karya tulis yang dianggap relevan, serta informasi yang terdapat di internet. Hasil penelitian bahwa penyebab munculnya gerakan sosial didukung oleh tiga faktor pendorong utama. Satu, political opportunity, yaitu munculnya tuntutan kepada elit untuk membuka kesempatan berpolitik bagi semua masyarakat karena tidak adanya kebebasan berpolitik. Dua, organizational capacity, yaitu kemampuan mengorganisir kekuatan yang dipimpin oleh Au Sang Suu Kyi. Tiga, framing ability, yaitu adanya kemampuan dalam membingkai ide atau aspirasi orang atau kelompok tertentu yang terdiri dari kelompok agamawan, etnis minoritas, masyarakat sipil dan mahasiswa. Dengan adanya tiga aspek tersebut, gerakan sosial di Myanmar dapat terwujud.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/59710
    Collections
    • UT-Faculty of Social and Political Sciences [5612]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository