dc.description.abstract | Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan pengaruh pemberian terapi ekstrak etil asetat daun maja terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan 210 mg/kgBB, serta untuk mengetahui dosis yang paling optimal diantara 400 mg/kgBB, 800 mg/kgBB, dan 1200 mg/kgBB dalam memberikan aktivitas sebagai antidiabetes.
Mencit diukur kadar glukosa darah dengan menggunakan clinical chemistry analyzer (biolyzer 100) dan dinyatakan DM bila kadar glukosa darahnya ≥176 mg/dL. Penelitian ini menggunakan 30 ekor mencit putih jantan yang dibagi menjadi 6 kelompok yaitu kelompok 1 kontrol normal, kelompok 2 kontrol positif (suspensi Glibenklamid), kelompok 3 kontrol negatif (suspensi CMC Na 1%), kelompok 4, 5 dan 6 mencit yang diinduksi aloksan masing-masing diberikan terapi ekstrak etil asetat daun maja dosis 400; 800 dan 1200 mg/kgBB selama 14 hari. Kemudian diukur kadar glukosa darah setelah perlakuan pada hari ke-15.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian terapi ekstrak etil asetat daun maja dosis 400; 800 dan 1200 mg/kgBB pada mencit yang diinduksi aloksan
menunjukkan persen penurunan kadar glukosa darah berturut-turut sebesar 10,30%; 53,71% dan 35,39%. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan adanya pengaruh terapi ekstrak etil asetat daun maja terhadap penurunan kadar glukosa mencit yang diinduksi aloksan. Pengaruh terapi tersebut optimal pada pemberian ekstrak etil asetat daun maja dosis 800 mg/kgBB. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa dosis 800 mg/kgBB tidak berbeda signifikan dengan kontrol positif. | en_US |