dc.description.abstract | Penelitian yang dilakukan merupakan eksperimental laboratorium dengan jumlah sampel 20 ekor tikus dibagi dalam 4 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol negatif (CMC-Na 1%), kelompok perlakuan ekstrak metanol (dosis 100 mg/kg BB), kelompok perlakuan fraksi n-heksana (dosis 100 mg/kg BB), dan kelompok perlakuan fraksi metanol (dosis 100 mg/kg BB). Setiap kelompok diberi perlakuan secara per oral selama 20 hari. Pada hari ke-21, dilakukan pembedahan dan diambil organ testis untuk dilakukan pemeriksaaan histologi untuk mengetahui skor spermatogenesis. Hasil penelitian diuji statistik menggunakan Kruskall-Wallis dan
dilanjutkan dengan uji Mann Whitney untuk mengetahui adanya perbedaan antar perlakuan.
Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan rata-rata skor spermatogenesis pada kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol negatif. Rata-rata skor spermatogenesis kelompok kontrol negatif sebesar 9,24; kelompok perlakuan ekstrak metanol sebesar 6,16; kelompok perlakuan fraksi n-heksana sebesar 7,44; dan kelompok perlakuan fraksi metanol sebesar 5,80. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan (p>0,05) pada kelompok perlakuan ekstrak metanol dan fraksi metanol. Sedangkan antara kelompok yang lain menunjukkan perbedaan skor spermatogenesis yang signifikan (p<0,05). Berdasarkan hasil uji statistik, dapat disimpulkan bahwa ekstrak metanol dosis 100 mg/kg BB dan fraksi metanol dosis 100 mg/kg BB memiliki aktivitas antifertilitas tertinggi dengan menurunkan jumlah sel spermatogenik. | en_US |