Show simple item record

dc.contributor.authorJatmiko Budi Susilo
dc.date.accessioned2013-12-07T03:52:31Z
dc.date.available2013-12-07T03:52:31Z
dc.date.issued2013-12-07
dc.identifier.nimNIM050210101327
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/5934
dc.description.abstractGeometri merupakan salah satu topik matematika sekolah yang cukup penting dalam mengembangkan intuisi keruangan, logika berpikir, dan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Namun, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar sehingga hasil belajarnya terhadap geometri masih kurang maksimal. Model pembelajaran yang kurang sesuai, alat evaluasi yang kurang baik, dan materi yang kurang sesuai dengan tingkat berpikir siswa dapat menjadi penyebabnya. Suatu teori perkembangan berpikir dalam geometri (Teori van Hiele) sependapat dengan hal itu. Dia menyatakan bahwa pembelajaran geometri tidak akan efektif apabila proses pembelajaran yang disajikan oleh guru tidak sesuai dengan tingkat berpikir siswa. Oleh kerena itu, pengembangan perangkat pembelajaran geometri dilakukan sebagai upaya untuk menyelenggarakan pembelajaran geometri yang lebih baik (sesuai dengan tingkat berpikir siswa) sehingga hasil belajar siswa bisa lebih maksimal. Tujuan penelitian adalah untuk mengembangkan perangkat pembelajaran geometri tingkat deduksi informal dan menganalisis proses atau tahapan pengembangannya. Penelitian menggunakan model pengembangan 4-D yang diadaptasi menjadi 4-P. Model 4-P terdiri atas tahap pendefinisian, perancangan, pengembangan dan penyebaran. Penelitian hanya menjalankan proses pengembangan dari tahap pendefinisian hingga pengembangan. Pada tahap pendefinisian dilakukan analisis awal-akhir, analisis siswa, analisis konsep, analisis tugas, dan perumusan tujuan pembelajaran untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan awal dalam suatu pembelajaran, seperti karakteristik berpikir dan pengalaman belajar siswa, materi atau konsep-konsep yang akan diajarkan, serta kegiatan atau tugas-tugas belajar yang akan diberikan. Pada tahap perancangan dilakukan penyusunan tes, pemilihan media dan format pembelajaran, serta perancangan prototipe perangkat pembelajaran. Proses ini menghasilkan RPP I, RPP II, RPP III, LKS I, LKS II, LKS III, dan instrumen tes berupa bank soal yang disebut draf 1. RPP I dan LKS I memuat materi jajargenjang dan belah ketupat, RPP II dan LKS II memuat materi persegi panjang dan persegi, RPP III dan LKS III memuat materi trapesium dan layang-layang. Bank soal memuat 60 soal pilihan ganda tentang segiempat sesuai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Tahap selanjutnya adalah pengembangan. Pada tahap pengembangan dilakukan penilaian dan validasi serta uji coba prototipe perangkat pembelajaran. Penilaian dan validasi dilakukan oleh dua orang dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember dan seorang guru matematika SMP Negeri 2 Jember. Hasil penilaian dan validasi menunjukkan bahwa prototipe perangkat pembelajaran memiliki validitas yang baik dengan rata-rata nilai validasi 4,40; 4,38; dan 4,49 berturut-turut untuk RPP, LKS, dan instrumen tes. Hasil tersebut digunakan untuk memperbaiki draf 1 dan hasilnya disebut sebagai draf 2. Pada draf 2, soal-soal pada bank soal direduksi menjadi 30 soal. Uji coba dilakukan sebanyak lima kali pertemuan di SMP Negeri 2 Jember mulai 20 April 2011 hingga 11 Mei 2011. Pertemuan I digunakan untuk memilih siswa dengan tingkat berpikir deduksi informal menggunakan tes geometri van Hiele sebagai objek uji coba. Hasilnya terpilih 20 siswa. Pertemuan II hingga pertemuan IV digunakan untuk menerapkan perangkat pembelajaran geometri (draf 2). Hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran menunjukkan pembelajaran geometri berjalan dengan baik untuk setiap fasenya. Hasil pengamatan aktivitas siswa menunjukkan rata-rata persentase aktivitas siswa mencapai 80,83%. Pertemuan V digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa menggunakan intrumen tes hasil pengembangan. Hasilnya rata-rata nilai siswa mencapai 76,50 dengan 75% siswa mendapat nilai ujian ≥ 70. Pada pertemuan V juga dihimpun pendapat siswa dan guru mengenai pembelajaran yang dilakukan melalui angket. Hasilnya 13 siswa merespon positif semua indikator dalam angket. Guru pun demikian meski mengalami beberapa kendala saat mengatasi kesulitan siswa dalam memahami konsep. Hasil uji coba digunakan untuk memperbaiki draf 2 dan hasilnya disebut sebagai draf 3. Draf 3 merupakan produk perangkat pembelajaran geometri. Berdasarkan hasil pada tahap pengembangan, produk perangkat pembelajaran geometri memenuhi kriteria pengembangan yang ditetapkan peneliti.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries050210101327;
dc.subjectPembelajaran Geometri Tingkat Deduksi Informal Menurut Teori van Hieleen_US
dc.titlePENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI TINGKAT DEDUKSI INFORMAL MENURUT TEORI VAN HIELE POKOK BAHASAN SEGIEMPAT UNTUK SISWA SMP KELAS VIIen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record