dc.description.abstract | Geometri merupakan salah satu topik matematika sekolah yang cukup
penting dalam mengembangkan intuisi keruangan, logika berpikir, dan kemampuan
siswa dalam memecahkan masalah. Namun, masih banyak siswa yang mengalami
kesulitan-kesulitan belajar sehingga hasil belajarnya terhadap geometri masih kurang
maksimal. Model pembelajaran yang kurang sesuai, alat evaluasi yang kurang baik,
dan materi yang kurang sesuai dengan tingkat berpikir siswa dapat menjadi
penyebabnya. Suatu teori perkembangan berpikir dalam geometri (Teori van Hiele)
sependapat dengan hal itu. Dia menyatakan bahwa pembelajaran geometri tidak akan
efektif apabila proses pembelajaran yang disajikan oleh guru tidak sesuai dengan
tingkat berpikir siswa. Oleh kerena itu, pengembangan perangkat pembelajaran
geometri dilakukan sebagai upaya untuk menyelenggarakan pembelajaran geometri
yang lebih baik (sesuai dengan tingkat berpikir siswa) sehingga hasil belajar siswa
bisa lebih maksimal. Tujuan penelitian adalah untuk mengembangkan perangkat
pembelajaran geometri tingkat deduksi informal dan menganalisis proses atau
tahapan pengembangannya.
Penelitian menggunakan model pengembangan 4-D yang diadaptasi menjadi
4-P. Model 4-P terdiri atas tahap pendefinisian, perancangan, pengembangan dan
penyebaran. Penelitian hanya menjalankan proses pengembangan dari tahap
pendefinisian hingga pengembangan. Pada tahap pendefinisian dilakukan analisis
awal-akhir, analisis siswa, analisis konsep, analisis tugas, dan perumusan tujuan
pembelajaran untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan awal dalam suatu
pembelajaran, seperti karakteristik berpikir dan pengalaman belajar siswa, materi atau
konsep-konsep yang akan diajarkan, serta kegiatan atau tugas-tugas belajar yang akan
diberikan. Pada tahap perancangan dilakukan penyusunan tes, pemilihan media dan
format pembelajaran, serta perancangan prototipe perangkat pembelajaran. Proses ini
menghasilkan RPP I, RPP II, RPP III, LKS I, LKS II, LKS III, dan instrumen tes
berupa bank soal yang disebut draf 1. RPP I dan LKS I memuat materi jajargenjang
dan belah ketupat, RPP II dan LKS II memuat materi persegi panjang dan persegi,
RPP III dan LKS III memuat materi trapesium dan layang-layang. Bank soal memuat
60 soal pilihan ganda tentang segiempat sesuai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Tahap selanjutnya adalah pengembangan. Pada tahap pengembangan
dilakukan penilaian dan validasi serta uji coba prototipe perangkat pembelajaran.
Penilaian dan validasi dilakukan oleh dua orang dosen Program Studi Pendidikan
Matematika FKIP Universitas Jember dan seorang guru matematika SMP Negeri 2
Jember. Hasil penilaian dan validasi menunjukkan bahwa prototipe perangkat
pembelajaran memiliki validitas yang baik dengan rata-rata nilai validasi 4,40; 4,38;
dan 4,49 berturut-turut untuk RPP, LKS, dan instrumen tes. Hasil tersebut digunakan
untuk memperbaiki draf 1 dan hasilnya disebut sebagai draf 2. Pada draf 2, soal-soal
pada bank soal direduksi menjadi 30 soal. Uji coba dilakukan sebanyak lima kali
pertemuan di SMP Negeri 2 Jember mulai 20 April 2011 hingga 11 Mei 2011.
Pertemuan I digunakan untuk memilih siswa dengan tingkat berpikir deduksi
informal menggunakan tes geometri van Hiele sebagai objek uji coba. Hasilnya
terpilih 20 siswa. Pertemuan II hingga pertemuan IV digunakan untuk menerapkan
perangkat pembelajaran geometri (draf 2). Hasil pengamatan pengelolaan
pembelajaran menunjukkan pembelajaran geometri berjalan dengan baik untuk setiap
fasenya. Hasil pengamatan aktivitas siswa menunjukkan rata-rata persentase aktivitas
siswa mencapai 80,83%. Pertemuan V digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar
siswa menggunakan intrumen tes hasil pengembangan. Hasilnya rata-rata nilai siswa
mencapai 76,50 dengan 75% siswa mendapat nilai ujian ≥ 70. Pada pertemuan V juga
dihimpun pendapat siswa dan guru mengenai pembelajaran yang dilakukan melalui
angket. Hasilnya 13 siswa merespon positif semua indikator dalam angket. Guru pun
demikian meski mengalami beberapa kendala saat mengatasi kesulitan siswa dalam
memahami konsep. Hasil uji coba digunakan untuk memperbaiki draf 2 dan hasilnya
disebut sebagai draf 3. Draf 3 merupakan produk perangkat pembelajaran geometri.
Berdasarkan hasil pada tahap pengembangan, produk perangkat pembelajaran
geometri memenuhi kriteria pengembangan yang ditetapkan peneliti. | en_US |