dc.description.abstract | Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu provinsi yang memiliki potensi
sumber daya alam dan manusia yang handal dan potensi ekonominya yang cukup
besar telah menunjukkan perkembangan dan perubahan dalam struktur ekonominya
yang ditunjukkan oleh sumbangsih sektor ekonomi terhadap pembentukan PDRB di
Jawa Timur. Pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur yang pada era tahun 1990 an di
dominasi oleh sektor pertanian, secara perlahan mulai bergeser ke sektor industri.
Dalam era Otonomi Daerah, Provinsi Jawa Timur memiliki 38 kabupaten dan kota.
Masing-masing daerah mempunyai karakteristik dan potensi yang berbeda-beda. Hal
ini menyebabkan perbedaan dalam struktur ekonomi dan kemampuan keuangan
daerah. Keberhasilan pembangunan dapat tercapai dan tidak dapat lepas dari campur
tangan pemerintah dalam aktivitas perekonomian, keikutsertaan pihak swasta,
koperasi dan masyarakat. Campur tangan pemerintah diwujudkan dengan adanya
berbagai kebijakan yang ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Setiap perubahan dalam pengeluaran pemerintah, baik pengeluaran rutin maupun
pengeluaran pembangunan, akan mempengaruhi tingkat kegiatan ekonomi. Sejak
tahun 2003 terjadi perubahan struktur keuangan daerah (APBD). Berdasarkan
peraturan menteri dalam negeri (Permendagri) nomor 13 tahun 2006, belanja daerah
berdasarkan kelompoknya terdiri dari Belanja tak langsung dan Belanja langsung.
viii
Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi dan menganalisis pengaruh
variabel belanja tak langsung dan Belanja langsung secara simultan dan parsial
terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur pada tahun 2001-2010. Populasi dan
sampel dalam penelitian ini adalah pemerintah daerah Kota/Kabupaten di Jawa
Timur. Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data APBD realisasi
pemerintah masing-masing Kota/Kabupaten di Jawa Timur pada tahun 2001-2010.
Sedangkan sampel yang digunakan adalah 38 Kota/Kabupaten di Propinsi Jawa
Timur yang terdiri dari 29 Kabupaten dan 9 Kota. Berdasarkan hasil analisis data
dapat disimpulkan sebagai berikut: a).Belanja tak langsung memiliki pengaruh positif
yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Artinya semakin tinggi anggaran
belanja tak langsung, maka semakin besar pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya
semakin kecil anggaran belanja tak langsung maka pertumbuhan ekonomi juga akan
semakian kecil. Oleh karena itu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah
maka dalam penyusunan anggaran belanja tak langsung haruslah tepat sasaran.
b).Pada umumnya pengeluaran pemerintah membawa dampak positif bagi
pertumbuhan ekonomi. Belanja langsung yang terdiri dari Belanja pegawai, belanja
barang dan jasa, dan belanja modal memang sangat terasa bagi pertumbuhan ekonmi
daerah karena sifatnya yang langsung bisa dirasakan oleh masyarakat. Sebagai contoh
adalah pembangunan jalan raya kabupaten, pembangunan jembatan, dan lain-lain.
Belanja langsung juga memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi. Artinya bahwa semakain tinggi anggaran belanja langsung,
maka semakin besar pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya semakin kecil anggaran
belanja langsung maka pertumbuhan ekonomi juga akan semakin kecil. | en_US |