dc.description.abstract | Problem Posing ini termasuk strategi pembelajaran yang membutuhkan
kerjasama antara individu satu dengan individu lain yang terbentuk dalam satu
kelompok sehingga setiap siswa harus dapat mengajukan masalah dan pendapatnya.
Berdasarkan hasil wawancara guru mata pelajaran di SMP Negeri 7 Jember
menyatakan bahwa masih banyak siswa yang mengalami kesulitan saat siswa
menyelesaikan soal cerita atau soal-soal bergambar berkaitan dengan alas dan tinggi
segitiga. Hal ini dapat dilihat dari hasil UTS Semester Gasal yang menunjukkan hasil
yang kurang dari standart ketuntasan 70. Siswa masih ada yang belum mengerti
mengenai soal berkaitan dengan gambar atau soal cerita. Sehingga untuk mengatasi
kesulitan yang berakibat pada kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal–soal berupa
gambar dan soal cerita maka diperlukan strategi belajar yang baik agar dalam
menyelesaikan soal – soal keliling dan luas segitiga berupa gambar dan soal cerita
dapat teratasi.
Selama ini guru mata pelajaran matematika SMPN 7 Jember dalam mengajar
masih sering menggunakan metode ceramah yaitu metode dimana guru mempunyai
peran yang dominan. Guru sudah berusaha melakukan perbaikan, salah satunya
dengan melakukan remidi terhadap siswa yang nilainya di bawah KKM namun masih
saja banyak siswa yang melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal
subpokok bahasan keliling dan luas segitiga dan kurang memahami konsep pada
subpokok bahasan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
penggunaan Problem Posing pada Subpokok Bahasan Keliling dan Luas Segitiga
Kelas VIIA di SMPN 7 Jember, untuk mengetahui dan mengkaji aktivitas siswa
dalam Penerapan Pembelajaran Problem Posing pada Subpokok Bahasan Keliling
dan Luas Segitiga Kelas VIIA di SMPN 7 Jember serta untuk mengetahui kesalahan
siswa dapat teratasi dalam Penerapan Pembelajaran Problem Posing pada Subpokok
Bahasan Keliling dan Luas Segitiga Kelas VIIA di SMP Negeri 7 Jember.
Berdasarkan data yang diberikan guru mata pelajaran matematika tersebut
diketahui bahwa kelas VIIA adalah salah satu kelas yang kebanyakan siswanya tidak
tuntas dalam menyelesaikan soal cerita atau bergambar. Hal ini disebabkan oleh
kemampuan siswa yang kurang memahami materi yang diajarkan, selain itu dasar
materi yang diajarkan di lembaga pendidikan sebelumnya masih kurang, sehingga
siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal berupa gambar dan soal
cerita. Oleh karena itulah, subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIA SMP
Negeri 7 Jember yang kemampuan siswanya heterogen. Materi yang menjadi
sasaran dalam penelitian ini adalah keliling dan luas segitiga. Metode pengumpulan
data pada penelitian ini adalah metode tes, wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Pelaksanaan penelitian diawali dengan tes pendahuluan yang dikerjakan
secara individu oleh siswa. Tes pendahuluan yang diberikan ini bertujuan untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal keliling dan luas segitiga.
Setelah hasil tes pendahuluan diperoleh maka dilakukan siklus I dengan strategi
pembelajaran problem posing. Siswa dalam pembelajaran dikelompokkan yang
terdiri dari 4-5 orang. Selain itu, sebelum pembelajaran (pada apersepsi) guru
menyampaikan tujuan, memotivasi siswa agar lebih semangat belajar, dan
menyampaikan model pembelajaran yang digunakan. Jika siklus I sudah dilaksanakan
maka akan dilaksanakan siklus II. Pelaksanaan siklus II pada penelitian ini dilakukan
berdasarkan hasil refleksi siklus I. Penerapan Pembelajaran Problem Posing untuk
mengatasi kesalahan siswa kelas VIIA SMP Negeri 7 Jember dalam menyelesaikan
soal – soal subpokok bahasan keliling dan luas segitiga pada semester genap Tahun
Ajaran 2009/ 2010 dengan 2 siklus dapat terlaksana dengan lancar, Siswa awalnya
perlu adaptasi dengan strategi pembelajaran yang digunakan karena dalam
pembelajaran siswa belajar berkelompok tidak seperti pembelajaran sebelumnya dan
dituntut untuk dapat mengajukan soal sesuai dengan peramasalahan yang ada
sehingga siswa akan lebih aktif dalam menyelesaikan soal secara berkelompok.
Hasil analisis aktivitas siswa mengalami peningkatan, untuk setiap
pertemuannya. Seperti halnya aktivitas siswa, aktivitas guru juga mengalami
peningkatan setiap pertemuan. Peningkatan aktivitas siswa dan guru ini sangat
membantu keberhasilan penerapan strategi pembelajaran problem posing untuk
mengatasi kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal – soal subpokok bahasan
keliling dan luas segitiga. Sebelum pembelajaran dilaksanakan tes pendahuluan, hasi
dari tes tersebut antara lain kesalahan data 20,4%, kesalahan teorema 17,1%,
kesalahan teknis 11,9%, kesalahan bahasa 11,4% dan kesalahan lain- lain 8,5%.
Sedangkan prosentase ketuntasan belajar siswa adalah 9,52%.
Ada 5 jenis kesalahan yang akan diteliti yaitu kesalahan data, kesalahan
tekhnis, kesalahan teorema, kesalahan bahasa, dan kesalahan yang lain. Berdasarkan
hasil dari 2 tes di atas dapat diketahui bahwa ada penurunan kesalahan pada setiap tes
yang diberikan. Hal ini disebabkan siswa masih bingung dalam menentukan
informasi yang terdapat dari soal di Tes 1. Namun pada tes II, kesalahan telah
mengalami penurunan. Pada kesalahan data, mula-mula sebesar 20% menjadi
15,71%, kesalahan teorema 7,61% menjadi 4,76%, kesalahan teknis menurun dari
10,5% menjadi 2,38%, kesalahan bahasa menurun dari 10% menjadi 2,86% dan
kesalahan lain menurun dari 3,8% menjadi 0,95%. Jadi dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran Problem Posing dapat mengatasi kesalahan dalam
menyelesaikan soal – soal subpokok bahasan keliling dan luas segitiga. | en_US |