dc.description.abstract | Sejak mendapatkan kemerdekaan dari Belgia pada tahun 1960, Selalu terjadi konflik antar etnis maupun konflik politik
di Republik Demokratik Kongo (DRC). Konflik-konflik yang terjadi dalam bentuk perang antar etnis, Pemberontakan,
kudeta militer, dan gangguan keamanan yang dilakukan oleh milisi-milisi bersenjata terhadap masyarakat. Konflik yang baru
saja terjadi adalah pemberontakan “Gerakan M23” di wilayah timur DRC khususnya di provinsi North Kivu. Pemberontakan
ini telah berhasil menguasai ibu kota provinsi North Kivu yaitu kota Goma. Pemberontak “Gerakan M23” tidak hanya
menyerang pasukan angkatan bersenjata Republik Demokratik Kongo (FADRC), tetapi juga menyerang pasukan penjaga
perdamaian dan keamanan perserikatan bangsa-bangsa (PBB) yang tergabung dalam misi yang bernama “ Mission de
l’Organisation des Nation Unies pour la Stabilisation en Republique DR.Congo “ (MONUSCO). Munculnya pemberontakan
M23 di timur DRC, menarik kembali perhatian Internasional di daerah konflik yang kompleks tersebut. Meskipun angkatan
bersenjata DRC sudah melakukan tindakan penumpasan dengan resistensi yang kuat, kekuatan kelompok ini terus
berkembang dengan melakukan koalisi dengan kelompok bersenjata lainnya di wilayah tersebut dan menimbulkan kekalahan
yang memalukan bagi angkatan bersenjata negara itu | en_US |