dc.description.abstract | Penyakit infeksi masih menempati urutan teratas penyebab kesakitan dan
kematian di negara berkembang termasuk Indonesia. Salah satu penyebab infeksi
adalah bakteri, misalnya S. aureus. Setiap jaringan atau alat tubuh dapat diinfeksi
olehnya dan menyebabkan timbulnya penyakit dengan tanda-tanda yang khas, yaitu
peradangan, nekrosis, dan pembentukan abses. Anak-anak dan remaja di bawah usia
20 tahun mempunyai presentase carrier S. aureus lebih besar daripada orang dewasa.
Anak-anak usia 0-9 tahun mempunyai presentase carrier S. aureus sebesar 10%, dan
24% pada anak-anak usia 10-19 tahun (Lebon et al, 2008) Resistensi bakteri
terhadap antibiotik merupakan salah satu masalah seluruh dunia di negara maju
maupun berkembang, pada rumah sakit dan juga komunitas. Pengobatan S. aureus
menjadi lebih sangat kompleks sehubungan dengan kemunculan berbagai jenis
antibiotik resistensi diseluruh dunia (Okeke IN et al, 2005) WHO merekomendasikan penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam
pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit. Salah satu
tanaman obat yang belakangan ini populer adalah tanaman Rosella (Hibiscus
sabdariffa) Kandungan kimia bunga Rosella yang sudah diketahui berpotensi sebagai
antibakteri adalah flavonoid (antosianin dan flavonol) ujuan dari penelitian ini adalah mengetahui adanya aktivitas antibakteri
esktrak etanol bunga Rosella terhadap pertumbuhan S.aureus dan mengetahui Kadar
Hambat Minimal (KHM) kstrak etanol bunga Rosella terhadap S.aureus. Rancangan
penelitian yang digunakan adalah Posttest Only Control Grup Design. Sampel yang
digunakan adalah kuman S.aureus, dengan jumlah sampel sebanyak 6. Konsentrasi arutan uji yang digunakan adalah ekstrak etanol bunga Rosella 125 mg/ml, 62,5
mg/ml, 31,25 mg/ml, 15,62 mg/ml, 7,81 mg/ml, 3,91 mg/ml, 1,95 mg/ml, 0,97
mg/ml. Data yang diperoleh adalah diameter zona hambat pada media Mueller
Hinton. Data kemudian dianalisis dengan uji Kruskall-Wallis dengan p=0,00.
Pada penelitian didapatkan rata-rata jumlah koloni yang tumbuh pada media
Mueller Hinton tiap konsentrasi 125 mg/ml, 62,5 mg/ml, 31,25 mg/ml, 15,62 mg/ml,
7,81 mg/ml, 3,91 mg/ml, 1,95 mg/ml, 0,97 mg/ml berturut-turut yaitu 18,68 mm,
15,96 mm, 13,57 mm, 10,72 mm, 10,13 mm, 7,6 mm, 7,6 mm, 7,6 mm. Hasil analisis
dengan Kruskal-Wallis p<0,05 menunjukkan setidaknya terdapat perbedaan
bermakna pada kosentrasi ekstrak etanol bunga Rosella pada salah satu kelompok uji.
Pada uji Post Hoc Mann-Withney didapatkan data bahwa konsentrasi 125 mg/ml,
62,5 mg/ml, 31,25 mg/ml, 15,62 mg/ml, 7,81 mg/ml memiliki perbedaan diameter
zona hambat yang signifikan terhadap semua konsentrasi, namun diameter zona
hambat konsentrasi 3,91 memiliki perbedaan zona hambat yang signifikan dengan
konsentrasi 125 mg/ml, 62,5 mg/ml, 31,25 mg/ml, 15,624 mg/ml namun tidak
memiliki perbedaan zona hambat yang signifikan dengan konsentrasi 1,95 mg/ml dan
0,97 mg/ml. Diameter zona hambat konsentrasi 1,95 mg/ml memilik perbedaan zona
hambat yang signifikan dengan konsentrasi 125 mg/ml, 62,5 mg/ml, 31,25 mg/ml,
15,624 mg/ml namun tidak memiliki perbedaan zona hambat yang signifikan dengan
konsentrasi 3,91 mg/ml dan 0,97 mg/ml. Diameter zona hambat konsentrasi 0,97
mg/ml memiliki perbedaan zona hambat yang signifikan dengan konsentrasi 125
mg/ml, 62,5 mg/ml, 31,25 mg/ml, 15,624 mg/ml namun tidak memiliki perbedaan
zona hambat yang signifikan dengan konsentrasi 3,91 mg/ml dan 1,95 mg/ml.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat aktifitas antibakteri ekstrak
etanol bunga Rosella terhadap pertumbuhan S. aureus secara in vitro. KHM ekstrak
etanol bunga Rosella didapatkan pada konsentrasi 7,81 mg/ml. | en_US |