Show simple item record

dc.contributor.authorSarbini, Wasil
dc.contributor.authorWulandari, Kusuma
dc.date.accessioned2014-08-18T03:41:41Z
dc.date.available2014-08-18T03:41:41Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/58954
dc.description.abstractPerceraian dalam suatu ikatan keluarga banyak terjadi. Tak sedikit dari perceraian tersebut yang berdampak negatif terhadap anak. Perihal ini membuat anak menjadi korban perceraian dari orang tua. Misalnya anak sering marah-marah, tidak percaya diri, sering merasa kesepian dsb. Tentu, psikologi anak dari keluarga yang bercerai akan mengalami hambatan dalam proses perkembangan diri. Di Situbondo, angka perceraian mencapai 2055 kasus pengajuan perceraian pada tahun 2010; ihwal ini merupakan angka perceraian tertinggi selama 5 tahun terakhir. Maka dari itu, penulis tertarik mengangkat penelitian ini untuk mengetahui dampak perceraian terhadap psikologi anak, khususnya anak keluarga petani yang melakukan perceraian di Desa Bungatan Kabupaten Situbondo. Penelitian ini menggunakan teknik snowball sebagai penentuan informan adalah anak yang sudah berumur 6-17 tahun yang ditinggalkan keluarganya bercerai. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa psikologi anak dari keluarga bercerai mengalami dampak negatif yang cukup signifikan seperti, rendah diri terhadap lingkungannya, temperamen (mudah marah), serta rasa kecewa yang berkepanjangan terhadap orang tuanya.en_US
dc.publisherUNEJen_US
dc.relation.ispartofseriesArtikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa;
dc.subjectPsikologien_US
dc.subjectAnaken_US
dc.subjectBerceraien_US
dc.titleKONDISI PSIKOLOGI ANAK DARI KELUARGA YANG BERCERAIen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record