HUBUNGAN ANTARA FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN DERAJAT KLINIS ASMA BRONKHIALE PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER (PERIODE JANUARI-FEBRUARI 2011)
Abstract
Asma adalah suatu penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan
kepekaan bronkus terhadap berbagai rangsangan sehingga menyebabkan
penyempitan saluran pernapasan yang luas, reversibel dan spontan. Asma
merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia, baik di negara maju maupun di
negara-negara sedang berkembang (Tampubolon, 1999). Di Indonesia, prevalensi
asma belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan 2–5 % penduduk
Indonesia menderita asma (Depkes, 2007). Masalah lingkungan fisik adalah
semakin besarnya polusi yang terjadi lingkungan
indoor Dan outdoor, serta
perbedaan pola hidup yang kemungkinan ditunjang dari sosioekonomi individu
(Fordiastiko, 2005). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
faktor lingkungan terhadap derajat klinis asma di Rumah Sakit Paru Jember.
Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan desain studi
cross sectional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor lingkungan yang berpengaruh
terhadap derajat klinis asma adalah kebersihan lantai (menyapu) rumah (p=0,044),
debu rumah (p=0,005), asap rokok (p=0,001), asap kayu bakar (p=0,015), dan
faktor cuaca (p=0,013). Sedangkan faktor yang tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap derajat klinis asma adalah penggunaan karpet (p=0,151),
peralatan tidur (p=0,172), penggantian sprei (p=0,085), dan pemeliharaan
binatang (p=0,099).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat 5 faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap derajat klinis asma, yaitu kebersihan lantai (menyapu)
rumah, debu rumah, asap rokok, asap kayu bakar, dan faktor cuaca. Bagi
masyarakat agar waspada apabila setiap terjadi keluhan sesak nafas untuk segera
menghubungi petugas kesehatan untuk pengelolaan selanjutnya.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]