Teknologi Pembuatan Briket Ampas Tebu Dan Serbuk Gergajian Kayu Sebagai Bahan Bakar Alternatif Yang Ramah Lingkungan
Date
2014-08-12Author
Digdo Listyadi, Setiawan
Mahros Darsin
Nasrul Ilminnafik
Hary Sutjahjono
Metadata
Show full item recordAbstract
Sampah kebun merupakan sampah organik yang mengandung lignoselulosa, misalnya kayu, ranting, daun-daunan, rumput, dan jerami (Dewi R.G. and Siagian U., 1992). Jumlah sampah kebun yang melimpah serta penanganannya yang masih sederhana, mendorong timbulnya suatu pemikiran baru untuk meningkatkan nilai gunanya. Komponen lignoselulosa merupakan polimer alami dengan beratmolekul tinggi yang kaya energy sehingga jumlah sampah kebun yang banyak ini berpotensisebagai sumber energi (Winaya, N.I. 2010). Sampah kebun yang digunakan sebagai bahan bakar berupa briket (eko-briket) lebih bersifat ramah lingkungan dibandingkan dengan briket batubara (Syamsiro M dan Saptoadi H. 2007). Akan tetapi, nilai kalor yang terkandung di dalamnya lebih rendah, yaitu hanya sebesar 6.513 KJ/kg, setara dengan 1.563,12 kal/g (Husada, T.I., 2008). Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan nilai kalor yang dihasilkan dengan cara menambah bahan lain yang memiliki nilai kalor tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk membuat briket dari ampas tebu dan sebuk gergajian kayu sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Pembuatan briket dilakukan dengan variasikomposisi antara jumlah ampas tebu, serbuk gergajian kayu dan binder. Sebelum dibuat briket,campuran ampas tebu dan serbuk kayu dilakukan karbonisasi dengan kondisi sedikit udaran. Selanjutnya dilakukan penggilingan untuk mendapatkan ukuran karbon tertentu dan pemberianpengikat (binder) untuk mengikat partikel-partikel karbon hasil karbonisasi dengan jumlah divariasi. Tahun pertama dilakukan karakterisasi terhadap briketyang meliputi nilai kalor pembakaran yang dihasilkan yang dibandingkan terhadap nilai kalorpembakaran baik ampas tebu murni maupun serbuk gergajian murni, massa jenis briket dankandungan abu dari briket serta Uji kekuatan briket Pengaruh distribusi porositas briket terhadap ukuran pori. Hasil penelitian menunjukkan nilai kalor tertinggi briket campuran diperoleh briket yang menggunakan bahan perekat 5% berbasis massa. Pengujian kerapatan tinggi menunjukkan nilai kalor yang lebih tinggi dibanding briket dengan kerapatan rendah. Pada briket campuran arang ampas tebu dan arang serbuk gergajian kayu dengan kerapatan tertinggi diperoleh pada komposisi BC5 yaitu sebesar 1,03g/cm3 dengan nilai kalor sebesar 9101 kal/kg. Kadar abu yang tinggi akan mempersulit pembakaran. Nilai kalor yang tinggi akan menyebabkan rendahnya kadar abu yang tersisa. Pada briket campuran arang ampas tebu dan arang serbuk gergajian kayu nilai kadar abu terendah sebesar 3 % terdapat pada komposisi BC5, BC15, dan dan BC20. Sedangkan nilai tertinggi yaitu 7% terlihat pada BC25.
Collections
- LRR-Hibah Unggulan PT [103]